TEMPO.CO, Jakarta - Marlina, 42 tahun, istri Bachrudin, petugas satuan pengamanan yang ditembak mati oleh anggota Brigade Mobil Kelapa Dua Briptu Wawan, menyaksikan tingkah laku suaminya yang agak ganjil.
Sehari sebelum tragedi itu menerpa, sikap sang suami agak berbeda. "Hari Senin, dia tumben bilang sama saya pengin cukur cepak, katanya biar gagah seperti polisi. Dia juga cukur kumisnya dan memotong kuku."
Pada malam harinya, sang suami mengeluh kurang enak badan dan berencana izin untuk beristirahat keesokan harinya. "Tapi Selasa pagi pas saya bangun bapak sudah siap-siap bekerja."
Menurut Marlina, Bachrudin bukan pelupa. Tetapi pada Selasa pagi, Bachrudin tiba-tiba pulang ke rumahnya setelah pamit. "Gesper seragamnya lupa tidak dipakai. Saya sempat ketawain dia," kata perempuan yang tinggal di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat itu. Dia tidak menyangka pagi itu menjadi kali terakhir dia melihat suaminya.
Selasa malam, 5 November 2013, Bachrudin yang tengah menjaga pintu 3 kompleks ruko Taman Palem tewas ditembak Briptu Wawan. Berdasarkan keterangan polisi, anggota Brimob tersebut mengeluarkan pistol hanya untuk menakut-nakuti Bachrudin yang dinilainya tidak menghormati pelaku.
Nahas, revolver kaliber 38 yang dibawa pelaku meletus dan memuntahkan timah panas yang mengenai dada kiri korban hingga tembus ke punggung. Bachrudin tewas di lokasi. (Baca: Kronologi Brimob Mabuk Tembak Satpam)
PRAGA UTAMA
Berita Terkait:
Penembakan Satpam, Komandan Brimob Minta Maaf
Penembak Satpam di Cengkareng Anggota Brimob
Kompolnas: Banyak Polisi 'Sakit Jiwa'
Tetangga Tahu Briptu W Suka Mabuk