TEMPO.CO, Jakarta - Mengendurnya tekanan dolar Amerika di tengah sentimen positif membaiknya cadangan devisa Bank Indonesia membuat rupiah sedikit menguat.
Di transaksi pasar uang, rupiah mengalami apresiasi 17 poin (0,14 persen) ke level 11.390 per dolar Amerika.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, mengatakan sentimen positif yang dialami mata uang euro turut berimbas pada mata uang regional Asia. "Dominasi dolar Amerika yang terus menguat dalam sepekan terakhir sedikit mereda."
Pada perdagangan sore hingga pukul 16.45 WIB, euro berhasil menguat 0,06 persen ke US$ 1,3521. Mata uang 17 negara berhasil menahan gempuran dolar Amerika seiring ekspektasi bahwa bank sentral Eropa (ECB) belum akan memangkas suku bunga acuan.
"Kondisi perekonomian yang mulai pulih menjadi alasan ECB untuk terus mempertahankan suku bunga di level 0,5 persen," ujar Yohanes.
Dari dalam negeri, ekspektasi negatif defisit transaksi berjalan sedikit tertutupi dengan membaiknya cadangan devisa Bank Indonesia ke US$ 97 miliar. Ini mendorong bank sentral lebih percaya diri dalam mengontrol keseimbangan nilai tukar di pasar uang.
Pelaku pasar kini menanti rilis data ekonomi Amerika pada Kamis malam, terutama data pengangguran dan pertumbuhan produk domestik bruto di Amerika. "Setiap ada berita perbaikan ekonomi Amerika, kecemasan pengurangan stimulus bank sentral Amerika (The Fed) biasanya terus berkembang."
Hingga pukul 16.45 WIB, mata uang regional bervariasi cenderung menguat. Yen ditransaksikan di 98,7 per dolar Amerika, dolar Hong Kong 7,7516 per dolar Amerika, dolar Singapura 1,2422 per dolar Amerika, dan yuan 6,0915 per dolar Amerika.
PDAT | M. AZHAR