TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya kasus webcam sex di kalangan anak-anak, diterangkan oleh Rini Murwahyuni, Regional Operations Manager Terre des Hommes, tidak menutup kemungkinan ada angka korban lebih besar di kalangan perkotaan maupun di daerah.
“Kita belum khusus menanyakan, tapi kalau kita lihat fenomenanya di mana-mana anak-anak kini menggunakan Internet, di kota begitu pun di daerah,” kata Rini kepada Tempo saat ditemui di kantor Terre des Hommes, Jakarta, Kamis, 7 November 2013.
Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh anak-anak terhadap banyak hal, termasuk hal berbau seksualitas, memang ada. Menurut Rini, rentang usia 10 tahun ke atas itu termasuk dalam rentang usia anak mencari tahu banyak hal. “Ini memang risiko, tidak dapat kita pungkiri anak-anak memang akan melewati masa ini.”
Tingginya rasa ingin tahu dan juga kepolosan yang dimiliki seorang anak semakin meningkatkan kemungkinan munculnya korban. Tapi, Rini kembali menegaskan, "Jika dilihat dari segi rasa penasaran si anak, hal itu tidak dilihat dari asal si anak yang tinggal di perkotaan atau di daerah.”
Terkait jenis kelamin, menurut Rini, tidak menutup kemungkinan anak laki-laki dapat menjadi korban. “Dari sampel 1.000 orang predator (pelaku), 999 orang adalah laki-laki dan hanya ada satu perempuan yang menjadi pelaku kejahatan ini.”
AISHA
Topik Terhangat
Penembakan Satpam | SBY Versus Jokowi | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar |
Berita Terpopuler
Gaun Whulandary di Moskow Karya Desainer Indonesia
Pelaku Webcam Sex Tak Selalu Gadis Cantik
Webcam Sex Marak karena Anak Didesak Orang Tua
Wirausaha Anak Dalam Kidpreneur Award 2013
Ini 10 Merek Parfum Kesukaan Ratu Atut