TEMPO.CO, Bogor - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meresmikan pengoperasian perdana kereta api Pangrango jurusan Bogor-Sukabumi, Sabtu pagi, 9 Oktober 2013. Rangkaian kereta lokomotif dengan lima gerbong dan satu lokomotif tersebut diberangkatkan dari Stasiun Paledang, Bogor, yang merupakan stasiun baru untuk keberangkatan kereta api.
Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I, Sukendar, mengatakan KA Pangrango perdana ini diberangkatkan pukul 07.48 WIB, yang itu terdiri satu lokomotif, tiga gerbong ekonomi, satu gerbong eksekutif, dan satu gerbong pembangkit. "Tarif untuk kelas eksekutif Rp 35 ribu per penumpang, sedangkan untuk kelas ekonomi Rp 15 ribu per penumpang, dan tarif ini nonsubsidi," kata dia.
Menurut dia, pada keberangkatan perdana KA Pangrango, 386 tempat duduk penumpang penuh terisi, yakni 50 kursi gerbong eksekutif dan 318 kursi gerbong ekonomi. "Untuk keberangkatan pertama ini, antusiasme warga sangat positif karena kondisi gerbong penuh," kata dia.
Sukendar mengatakan, lintasan jalur rel Bogor-Sukabumi ini sepanjang 57 kilometer dengan waktu tempuh rata-rata dua jam. Perjalanan ini akan melewati 10 stasiun dan tiga halte pemberhentian. Dalam sehari, ada tiga kali perjalanan KA pergi-pulang jalur Bogor-Sukabumi. "Kereta ini dioperasikan kembali sebagai pengganti KRD Bumi Geulis dengan jurusan yang sama. Sudah satu tahun tidak beroperasi karena beberapa kendala, di antaranya banyak jalur yang longsor, namun kita sudah perbaiki," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan gembira dengan pengoperasian KA Pangrango untuk membantu mengatasi kemacetan di jalur Bogor-Sukabumi tersebut. "Ini sebagai salah satu solusi agar masyarakat tidak terjebak macet," kata dia.
Sebab, menurut dia, dalam perjalanan ke Sukabumi dari Bogor hanya bisa lewat jalan nasional dan jalur alternatif. Namun, di jalan raya, kemacetan tidak terhindari. Jarak Bogor-Sukabumi yang 55 kilometer bisa menghabiskan waktu lima jam karena macet akut.
Pengoperasian KA Pangrango berarti menghidupkan kembali jalur yang dulu dilayani oleh KRD Bumi Geulis. Namun, KRD rusak sehingga sejak Desember 2012 rute Bogor-Sukabumi mati.
Direktur Utama KAI, Ignasius Jonan, mengatakan tarif KA Pangrango tidak bersubsidi. Jika penumpang menghendaki tarif lebih murah, pemerintah harus membantu dengan memberikan subsidi melalui PSO.
Ia mengatakan, mahalnya harga tiket KA Pangrango ini karena memang tidak disubsidi oleh pemerintah. "Untuk KA ini tidak ada subsidi, karena biarpun kami ajukan pasti ditolak karena akhir tahun," kata dia.
M SIDIK PERMANA