TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan partainya belum menentukan calon pendamping Ketua Umum Aburizal Bakrie untuk pemilihan presiden 2014 mendatang. "Nanti ditentukan sehabis pemilu (legislatif)," kata Agung kepada Tempo, akhir pekan lalu.
Menurut Agung, sebelum memilih calon wakil presiden, Golkar ingin terlebih dulu mengetahui kesanggupan partai berlogo pohon beringin itu memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) yang sebesar 20 persen. "Jika hasilnya lolos presidential threshold, maka bisa Golkar-Golkar (capres dan cawapresnya)," ujar dia.
Jika tak memenuhi ambang batas itu, ujar Agung, maka Golkar akan mengajak partai lain untuk berkoalisi mengusung calon presiden dan calon wakil presiden. "Artinya, wapresnya dari partai lain," kata Agung. Meski begitu, Agung menyatakan partainya hingga kini belum memulai pembicaraan dengan partai lain ihwal rencana koalisi.
Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham mengatakan sejumlah kadernya sudah mengusulkan sejumlah nama kandidat calon wakil presiden untuk mendampingi Aburizal Bakrie. Golkar mempersilakan usulan ini disampaikan secara resmi dalam Rapat Pimpinan Nasional nanti.
Beberapa nama yang diusulkan oleh kader Golkar adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., Gubernur Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, eks Kepala Staf TNI AD Pramono Edhie Wibowo, Gubernur DKI Joko Widodo, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Timur Sukarwo, dan Khofifah Indah Parawansa.
Rapimnas akan diselenggarakan pada 21-23 November 2013 mendatang di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta. Agenda rapat ini adalah persiapan pemenangan pemilu dan kesiapan mesin partai menghadapi Pemilu 2014.
PRIHANDOKO
Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | SBY Vs Jokowi | Suami Ratu Atut Meninggal | Suap Akil Mochtar | Adiguna Sutowo |
Berita Terpopuler
Hikmat Wafat, Ini Ucapan Duka Cita Jusuf Kalla
Chaeri Belum Diizinkan Melayat Suami Atut
Hikmat Wafat, Semua Keluarga Atut Kumpul di RSPAD
Dicari, Capres yang Berani Urai Problem Indonesia Timur
TKI Overstay Dijemput Pakai Garuda