TEMPO.CO, Jakarta - Wajah Zannuba Arifah Chafsoh tampak sedih. "Aku prihatin, film Sang Kiai, film yang seharusnya menjadi inspirasi buat orang muda hanya tayang atau bertengger sebentar di bioskop, tergilas bersaing dengan film Hollywood," katanya bersuara prihatin.
Wanita yang biasa disapa Yenny Wahid itu mengaku sedih lantaran film Sang Kiai terlalu singkat diputar di bioskop. Yenny menyatakan kesedihannya saat acara nonton bareng dengan rombongan Nahdlatul Ulama (NU) bulan Juni lalu.
Baca Juga:
"Aku sudah tiga kali nonton dan selalu sedih, menyayat hati, terharu, campur aduk, menyaksikan film yang luar biasa dan sangat menginspirasi ini," kata Yenny sambil membetulkan posisi kerudungnya yang beberapa kali turun.
Ibu dua anak ini mengaku bangga dan kagum dengan film Sang Kiai yang bercerita tentang perjuangan Hasyim Asyari, pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dalam masa penjajahan Jepang.
"Bukan karena ini film keluargaku atau film yang bercerita tentang embahku. Tetapi memang film ini sangat menginspirasi. Film yang sangat diperlukan orang muda masa kini untuk melihat sosok tokoh dan kepemimpinan seseorang. Aku sih memberikan referensi bagus untuk film ini, terutama bagi kaum muda," katanya bersemangat.
Namun putri mendiang Gus Dur ini sedih karena film Sang Kiai cepat digantikan oleh film Hollywood. "Kalau mau jujur aku banyak mendapat pesan singkat di telepon seluler dan BlackBerry, pesan di Facebook dan Twitter yang menyayangkan film ini terlalu singkat diputar di bioskop," kata dia.
Yenny menceritakan persiapan film ini memerlukan waktu cukup lama, sekitar tiga tahun. Film memerlukan riset mendalam dan sangat lama pengerjaannya karena banyak kendala, termasuk biaya, tenaga, pikiran, dan waktu.
"Jujur saja saya sangat berharap seharusnya film ini menjadi film kebanggaan keluarga Indonesia, sangat pas untuk mengisi liburan sekolah. Sayang, karena kendala berbagai hal, termasuk promosi kurang bagus, sehingga film ini tidak bisa dinikmati dalam kurun waktu yang panjang," kata Yenny sedih.
Namun, dia memberikan acungan jempol kepada para pemain yang memiliki nama besar dengan integritas dan dedikasi yang sangat tinggi bagi perfilman Indonesia di film ini.
"Siapa tidak kenal aktingnya Mbak Christine Hakim, Bang Ikranegara, Mas Agus Kuncoro, Adipati Dolken, dan semua kru film ini jempolan," ujar dia sambil mengangkat kedua ibu jari tangannya.
HADRIANI P
Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | SBY Vs Jokowi | Suami Ratu Atut Meninggal | Suap Akil Mochtar | Adiguna Sutowo |
Berita Terpopuler
Rachmawati Ngotot Inginkan Anjas jadi Soekarno
Kostum Nasional Miss Universe, Whulandary Kalah
Nyaris Bangkrut, Eros Bikin Film Tjoet Nya' Dhien
Film Soekarno di Ende Segera Digarap
Selena Gomez Tampil Seksi di Majalah