TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta tahun depan akan membangun rumah sakit tanpa kelas yang konsepnya sudah ada sejak 2011. Dokumen Detail Engineering Design (DED) dan studi kelayakan rumah sakit yang diberi nama Pratama itu sudah rampung. “Mulai dibangun 2014," kata Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, Vita Yulia, kepada Tempo usai menggelar pemaparan rencana pembangunan rumah sakit itu di kantor DPRD Kota Yogyakarta, Senin, 11 November 2013.
Vita mengungkapkan, rumah sakit tanpa kelas itu menjadi satu satunya rumah sakit setara tipe C yang belum ada di Yogyakarta. Saat ini DIY memiliki 22 rumah sakit, paling rendah berstatus tipe B. Dua di antaranya adalah rumah sakit milik pemerintah, yakni Rumah Sakit Jogja dan Rumah Sakit Tentara. “Rumah sakit tanpa kelas ini diperlukan untuk memenuhi standar layanan rujukan. Sekaligus persiapan pelaksaan program jaminan sosial BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) tahun depan,” kata dia.
BPJS beroperasi 1 Januari 2014. Program itu diharapkan mampu meningkatkan jumlah masyarakat yang ingin menggunakan layanan kesehatan. “Padahal di Kota Yogya, tak hanya masyarakat lokal yang mengakses, tapi juga berbagai daerah, seperti Bantul, Sleman, dan Jawa Tengah,” kata dia.
Fasilitas BPJS, diberikan kepada warga tidak mampu yang menerima jaminan kesehatan. “Agar tak semrawut karena lonjakan tiba-tiba itu, perlu rumah sakit rujukan dari puskesmas, sebelum ke rumah sakit umum daerah tipe B,” kata dia.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat, saat ini frekuensi rawat jalan dan rawat inap di Kota Yogyakarta sudah sangat tinggi. Rawat jalan mencapai 299 persen, sementara rawat inap 19 persen dari total rumah sakit yang ada.
Rumah sakit tanpa kelas itu menempati tanah di Kecamatan Mergangsan, seluas sekitar 3.000 meter persegi. Rumah sakit dibuat tiga lantai dengan 55 bangsal. Rencananya, biaya pembangunan murni berasal dari APBD Kota Yogyakarta.
Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Sudjanarko, menuturkan sebenarnya pemerintah pusat akan turut membantu. “Rencananya pusat mengucurkan anggaran Rp 8 miliar, agar rumah sakit itu lebih besar dan menampung banyak pasien,” kata dia. Namun sejauh ini pemerintah kota bersikeras, rumah sakit itu akan dibangun dengan APBD Kota Yogyakarta.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:
Ini Curhat Suami Mantan Hakim Vica kepada Tempo
Ical Bersedia Tanggung Utang Hikmat
Suami Hakim Vica Terancam Dipecat Jadi Pendeta
Memory Card Menguak Dugaan Perselingkuhan Vica
Pelapor Dugaan Korupsi Atut Pernah Mau Dibunuh
Kesaksian Perawat: JFK Tewas oleh Peluru Berbeda
Kasus Adiguna di Mata Publik