TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur membentuk tim investigasi untuk menyelesaikan masalah perbatasan antardesa di sejumlah wilayah, seperti batas antara Kabupaten Flores Timur dan Sikka serta Desa Lohayong dan Wulublolong di Flores Timur.
Tim investigasi ini nantinya akan memberi masukan atas penyelesaian sengketa. Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Timur, Frans Salem, mengatakan solusi wilayah yang berkonflik masih menemui jalan buntu.
Di Lotas, penyelesaian masalah batas mengalami deadlock karena rencana pemasangan pilar batas wilayah dihentikan warga Lota Belu yang mengamuk. Akibatnya, pemasangan pilar itu gagal. Pertikaian di Lotas melibatkan warga Kabupaten Belu dan Timor Tengah Selatan. Masalah batas ini, menurut Frans, akan diselesaikan sesuai adat istiadat di wilayah yang bersengketa. "Penyelesaiannya hanya bisa dilakukan melalui adat," kata Frans, Senin, 11 November 2013.
Pertikaian masalah batas wilayah di NTT terjadi di sejumlah wilayah, seperti di perbatasan Desa Lohayong dan Wulublolong memicu bentrokan yang menyebabkan tiga orang tewas dan ratusan rumah dibakar. Pertikaian lainnya terjadi antara warga Kabupaten Flores Timur dan Sikka di Desa Hikong. Penyelesaian masalah batas wilayah antar-kedua kabupaten nyaris ricuh, sehingga penyelesaiannya pun mengalami deadlock.
YOHANES SEO
Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | SBY Vs Jokowi | Suami Ratu Atut Meninggal | Suap Akil Mochtar | Adiguna Sutowo
Berita Terpopuler
Sepatu Balerina Hak Tipis Kesukaan Perempuan
8 Kebiasaan Penyebab Sakit Punggung
Kuasai Dua Bahasa Bisa Cegah Demensia
Depresi, Penyebab Kecacatan Tertinggi ke-2
Jenggot Kurangi Risiko Kanker Kulit