TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad mengatakan penggabungan BUMN reasuransi akan berbentuk merger. "Itu opsi yang paling dominan,"katanya dalam acara Mandiri Investment Forum 2013, Senin 11 November 2013.
Kementerian BUMN saat ini tengah mengkaji transformasi Asuransi Ekspor menjadi BUMN reasuransi. Asuransi Ekspor akan digabungkan (inbreng) dengan BUMN lainnya, yakni PT Reasuransi Nasional Indonesia (anak usaha PT Askrindo), PT Tugu Reasuransi Indonesia (cucu usaha PT Pertamina), dan PT Reasuransi Internasional Indonesia (anak usaha PT Reasuransi Umum Indonesia).
Muliaman mengatakan OJK dan Kementerian BUMN sedang mengkaji opsi merger tersebut. "Peraturannya sudah ada, mudah-mudahan kejelasannya tahun depan sudah bisa diumumkan,"kata dia.
Sejauh ini, kata dia belum ada kendala dalam membentuk BUMN reasuransi tersebut. Langkah ini, menurut Muliaman, bisa menguatkan neraca pembayaran dengan menekan arus devisa keluar. "Karena kita punya reasuransi yang kuat,"ujarnya.
Rencana pembentukan perusahaan reasuransi ini pernah diungkapkan dalam rapat dengar pendapat OJK, Kementerian BUMN dan Komisi Keuangan DPR pada Februari silam.
Ketika itu, Ketua Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK, Firdaus Djaelani mengatakan premi yang keluar ke asing per tahun pada 2012 mencapai Rp 11 triliun dengan defisit net sekitar Rp 6,5-7 triliun. Menurut dia, untuk membuat perusahaan reasuransi berskala besar setidaknya dibutuhkan modal Rp 5 triliun.
RIRIN AGUSTIA