TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) diperkirakan belum terlalu baik karena masih tingginya suku bunga kredit dari perbankan. Hal ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan negara tetangga yang mendorong UKM-nya dengan berlomba memberi keringanan bunga kredit.
“Jika melihat ke negara Jepang, bunga pinjaman kepada UKM di sana masih di level satu digit. Sedangkan di Indonesia, perbankan masih memberikan bunga hingga dua digit ke sektor UKM,” ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Industri Kreatif dan Penyelenggara Ekshibisi, Budiarto Linggowijono, ketika dihubungi, Minggu, 10 November 2013.
Terkait hal ini, Ketua Bidang Pengkajian Perbanas Raden Pardede pernah mengakui adanya kekhawatiran terhadap kecenderungan naiknya nilai kredit macet UKM di perbankan. Sebab, menurut Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk ini, tiap lembaga keuangan akan memperketat likuiditasnya akibat kondisi perekonomian yang tak menentu.
“Dengan dana terbatas, bank cenderung lebih selektif memilih sektor usaha yang akan dibiayai. Tentunya dengan pertimbangan yang lebih optimal antara untung dan risiko,” ucap Raden beberapa waktu lalu.
Bila kondisinya demikian, menurut dia, aturan yang mewajibkan bank menggelontorkan kredit ke bidang usaha mikro, kecil, dan menengah muskil ditaati perbankan. “Bank pasti ingin prudent dan tak mungkin jorjoran di masa tak menentu ini. Bank Indonesia sebagai regulator pun tentu tak bakal diam,” tutur Raden.
Lebih jauh, Budiarto mengungkapkan, hubungan Kadin dan UKM harus terus ditingkatkan. Ia menilai seharusnya pemerintah Indonesia menaruh Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sebagai ujung tombak pembangunan UKM, dengan memposisikan Kadin sebagai pendamping dan pembimbing sektor tersebut pada masa mendatang.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Lain:
Wartawan Bantah Terima Duit Korupsi Panwas Pemilu
Suami Hakim Vica Bantah Tak Beri Nafkah 15 Tahun
Ratu Hemas: Yogyakarta Disasar Agar Tak Toleran
Olahraga Selama Hamil Bagus bagi Otak Bayi
Jawara: Tomet Itu Penumpang di Dinasti Atut