TEMPO.CO, Pekalongan - Meski gencar dikampanyekan, pertumbuhan perbankan syariah masih jauh panggang dari api. "Pangsa pasar perbankan syariah relatif masih kecil, sekitar 5 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Bandoe Windiarto, Senin, 11 November 2013.
Bandoe mengatakan, pertumbuhan perbankan syariah nasional masih kalah jauh dibandingkan dengan perbankan konvensional. Semestinya sistem syariah bisa lebih membumi di Indonesia, yang notabene sebagai negara yang mayoritas warganya beragama Islam.
"Meski bank syariah itu universal, bukan untuk umat Islam saja," ujar Bandoe. Jika bisa memahami bank syariah secara utuh, ia menambahkan, masyarakat bisa lebih mudah mengakses permodalan untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut Kepala Kantor Cabang Bank Syariah Mandiri Pekalongan, Ahmat Fathoni, perbankan syariah kalah pamor karena hal-hal teknis di dalamnya belum familiar di telinga masyarakat. "Produk pendanaan bank syariah sebenarnya seperti di bank konvensional," kata Fathoni. Hanya saja ada beberapa istilah di bank syariah yang masih asing di telinga masyarakat. Istilah asing itu seperti akad (perjanjian kredit), murabahah (perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah), mudharabah (kerja sama permodalan), dan musyarakah (kerja sama bagi hasil).
Karena belum memahami sistem mudharabah, sebagian masyarakat beranggapan bank syariah menarik bunga tinggi. Padahal, Fathoni menerangkan, sistem itu telah diawali dengan perjanjian dengan kontribusi bank sebagai pemilik modal dan keahlian dari nasabah.
Seorang nasabah bank konvensional di Kota Tegal, Fandani, mengaku pernah kesulitan mencairkan pinjaman di bank syariah. "Hampir mirip dengan bank konvensional, proses administrasinya masih agak ribet," kata PNS di lingkungan Pemerintah Kota Tegal itu.
Menurut dia, bank syariah harusnya lebih terbuka dan bersedia turun ke lapangan untuk mencari nasabah. Lantaran belum familier dengan sistem syariah, masih banyak pedagang dan pengusaha kecil yang terjerat renternir. "Masyarakat kecil cari yang instan meski bunganya tinggi," ujarnya.
DINDA LEO LISTY
Berita Terpopuler:
Ini Curhat Suami Mantan Hakim Vica kepada Tempo
Ical Bersedia Tanggung Utang Hikmat
Negara Tetangga Terlibat Kecelakaan MI-17 TNI?
5 Langkah Amankan Jaringan Wi-Fi
Suami Hakim Vica Terancam Dipecat Jadi Pendeta