TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi dapat mencapai 6 persen. Menurut profesor ekonomi dari New York University, Nouriel Roubini, setidaknya terdapat 10 hal yang harus diperbaiki jika ingin target pertumbuhan ekonomi tercapai.
Pertama, percepat akselerasi pembangunan infrastruktur, seperti telekomunikasi dan sektor energi. Kedua, private investment harus terus didorong. "Jika ingin pertumbuhan mencapai hingga 7 persen," kata Roubini saat ditemui dalam acara Mandiri Investment Forum 2013, Senin, 11 November 2013.
Hal ketiga yang harus diperbaiki adalah mengurangi kekakuan di pasar dan kepastian upah buruh. Keempat, lebih terbuka di sektor perdagangan dan investasi. Kelima, memerangi korupsi. "Keenam, mempermudah cara berbisnis," kata Roubini.
Berikutnya adalah mengimplementasikan good corporate governance. Kedelapan, mengalokasikan biaya di sektor pendidikan dan infrastruktur publik. Kesembilan, memperdalam pasar finansial untuk mendorong sektor swasta. Terakhir, lebih banyak berinvestasi di sumber daya manusia. "Sebab, untuk jangka panjang, SDM adalah faktor utama untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi," ujarnya.
Menurut Roubini, negara berkembang saat ini tengah menghadapi berakhirnya era booming harga komoditas dan berakhirnya pemberian stimulus moneter oleh The Federal Reserve. Meski begitu, dia menjelaskan, negara berkembang dapat bertahan dari potensi krisis yang mungkin terjadi pada masa mendatang.
Sebab, negara berkembang dinilai memiliki pondasi lebih kuat. Indikatornya yaitu nilai tukar yang lebih fleksibel, cadangan devisa yang lebih besar, dan forex liabilitas."Juga telah adanya regulasi yang lebih prudent, terutam di sistem keuangan," katanya.