Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Tutup Kasus Miras Tewaskan 10 Orang  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Kepolisian Resort Kota Puworejo, Ajun Komisaris Besar Polisi Roma Hutajulu, menyatakan kemungkinan besar polisi akan menutup kasus kematian sepuluh warga Kota Purworejo akibat miras oplosan. Menurut dia, miras yang merenggut nyawa sepuluh peminum di bekas gedung Pasar Baledono merupakan campuran alkohol 95 persen, air mineral dan suplemen Kuku Bima. "Pengoplosnya peminum sendiri. Mereka semua sudah meninggal. Jadi, susah cari tersangkanya," kata dia pada Senin, 11 November 2013.

Roma mengatakan polisi tidak bisa menjerat pemilik toko "Abon Ular" yang menjual alkohol 95 persen dan suplemen Kuku Bima secara terpisah ke para korban. Dia menjelaskan Widyastuti, pemilik toko, yang berlokasi di sekitar Pasar Baledono, Purworejo, hanya menjadi saksi. "Dia penjual obat dan jamu. Alkohol dia jual karena memang untuk pengobatan, bukan sebagai minuman. Jadi, susah menjeratnya dengan UU Kesehatan pasal penjualan minuman berbahaya," kata Roma.

Meskipun demikian, Roma menjelaskan, polisi masih menunggu keterangan saksi tambahan untuk memastikan penutupan kasus ini. Dia mengatakan dalam sepekan mendatang polisi masih harus memeriksa sejumlah petugas kesehatan yang pernah memeriksa kesepuluh korban. "Kami mau memastikan dulu dari para petugas kesehatan bahwa sepuluh korban benar-benar meninggal akibat minuman oplosan alkohol 95 persen dengan suplemen," kata Roma.

Dalam empat hari terakhir, sepuluh warga Kota Purworejo meninggal akibat keracunan minuman keras oplosan alias intoksitasi. Roma mengatakan korban miras oplosan genap menjadi sepuluh sejak Sabtu lalu.

Roma mengatakan sepuluh korban meninggal itu meminum miras oplosan di dua tempat kejadian perkara (TKP). Enam orang meninggal merupakan kelompok peminum miras oplosan di salah satu bekas los Pasar Baledono, yang terbakar pada Juli 2013 lalu. Sementara empat korban meninggal melakukan pesta miras oplosan di bekas kantor keamanan Pasar Baledono. "Awalnya, pada Kamis kemarin yang meninggal hanya enam, terus bertambah jadi sepuluh. Semua peminum meninggal," kata Roma.

Roma mengatakan polisi hanya sempat mengintegrosi salah satu peminum di bekas los Pasar Baledono, Lastiyono alias Conting, pada Jumat kemarin. Warga Kelurahan Baledono, Kota Purworejo, berusia 36 tahun ini pun akhirnya meninggal pada Sabtu siang, 9 November 2013. "Ketika diperiksa gejalanya sama, dehidrasi, pandangan kabur, kejang-kejang, demam, dan mulutnya berbau alkohol," kata Roma.

Semula polisi mendapatkan laporan korban pertama yang meninggal ialah Sutrisno. Warga Kampung Kedung Putri, Kelurahan Baledono, Kota Purworejo, itu ditemukan meninggal di bawah tangga lantai satu bekas gedung Pasar Baledono  pada Kamis malam, 7 November 2013. Korban terus berjatuhan hingga mencapai sepuluh orang pada Sabtu lalu.

Roma mengatakan sudah memeriksa pemilik toko "Abon Ular", Widyastuti. Pemilik toko, yang menjual suplemen obat kuat itu, adalah tempat para korban membeli alkohol 95 persen, air mineral, dan sumplemen Kuku Bima.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, bukan dia yang mengoplos minuman sehingga polisi hanya menjadikannya saksi. Polisi hanya menyita alkohol dan suplemen yang dijual di toko yang lokasinya tak jauh dari Pasar Baledono itu.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh polisi dari petugas kesehatan di Rumah Sakit Panti Waluyo, Rumah Sakit Saras Husada dan Puskesmas Purworejo I dan sejumlah bidan pemeriksa sepuluh korban, semuanya keracunan miras oplosan. "Gejalanya sama, keracunan miras. Tapi kami tidak melakukan otopsi karena keluarga tidak mengizinkan dengan alasan sudah menerima peristiwa ini," kata dia.

Rata-rata korban memiliki profesi sebagai buruh dan petugas parkir di sekitar Pasar Baledono. Menurut Roma, setelah Pasar Baledono terbakar, banyak bekas los pedagang yang dipakai berkumpul oleh warga untuk pesta miras. "Masalahnya alkohol 95 persen yang ilegal dijual bebas di Kota Purworejo," kata Roma.

Roma menduga kebiasaan warga peminum mengoplos alkohol dengan kandungan tinggi karena ada peraturan daerah yang melarang seluruh peredaran minuman mengandung alkohol seminim apa pun. Akibatnya, kata dia, minuman bir yang berkadar alkohol lima persen tidak dijual di Purworejo. "Tindak pidana ringan-berat, denda Rp 15 sampai Rp 20 juta," kata Roma.

Roma menyimpulkan kelangkaan minuman berkadar alkohol lima persen hingga 45 persern, yang biasa menjadi konsumsi peminum mendorong banyak warga berpenghasilan rendah nekat mengoplos alkohol 95 persen dengan minuman bersuplemen. Karena itu, polisi memantau kemungkinan adanya warga lain yang nekat mengoplos minuman berbahaya ini. "Kami memantau peredaran bebas alkohol 95 persen," kata Roma.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polda Jawa Tengah Tahan Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagad

15 Januari 2020

Salah satu simbol di dalam ruangan Keraton Agung Sejagat. Kepolisian Resor Purworejo, Jawa Tengah bersama TNI dan Pemerintah Kabupaten Purworejo berencana akan melakukan klarifikasi munculnya Keraton Agung Sejagad. Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan Tofani menyampaikan sementara ini pihaknya memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar agar tidak resah. Twitter.com
Polda Jawa Tengah Tahan Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagad

Pengikut Keraton Agung Sejagad ini mencapai sekitar 450 orang.


Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

6 Desember 2019

Ribuan barang bukti botol miras yang akan dimusnahkan di halaman Reskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 21 Desember 2018. Selama Operasi Pekat Jaya 2018 total ada 1.474 kasus yang berhasil ditangani.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Indarto meminta pemda membuat peraturan daerah atau Perda yang mengatur soal miras atau minuman keras.


Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

22 November 2019

Petugas kebersihan membersihkan sisa botol minuman keras (miras) ilegal usai dimusnahkan sebanyak 18.174 botol di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

Kepala Dinas UMKM dan Satpol PP Kota Bogor menyisir beberapa kios yang disinyalir menjual miras di sekitar dua taman di Kota Bogor.


Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

23 Agustus 2019

Mahasiswa menunjukan dus berisi minuman beralkohol hadiah dari polisi saat aksi unjuk rasa Ikatan Mahasiswa Tanah Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Mahasiswa Papua menolak dan mengembalikan dua dua minuman beralkohol sumbangan dari polisi serta mengecam tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk rasisme aparat negara pada mereka. TEMPO/Prima Mulia
Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

Kapolda Jawa Barat meminta maaf kepada mahasiswa Papua yang merasa tersinggung atas pemberian dua kardus minuman keras itu.


Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

23 Agustus 2019

Mahasiswa mengembalikan dus berisi minuman beralkohol saat aksi unjuk rasa Ikatan Mahasiswa Tanah Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Mahasiswa Papua menolak dan mengembalikan dua dua minuman beralkohol sumbangan dari polisi serta mengecam tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk rasisme aparat negara pada mereka. TEMPO/Prima Mulia
Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

Polda Jawa Barat sudah memeriksa polisi yang memberikan miras ke mahasiswa Papua Bandung.


Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

23 Agustus 2019

Mahasiswa menunjukan dus berisi minuman beralkohol hadiah dari polisi saat aksi unjuk rasa Ikatan Mahasiswa Tanah Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Mahasiswa Papua menolak dan mengembalikan dua dua minuman beralkohol sumbangan dari polisi serta mengecam tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk rasisme aparat negara pada mereka. TEMPO/Prima Mulia
Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

Propam Polda Jawa Barat mengusut pemberian miras ke mahasiswa Papua oleh polisi.


Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

23 Agustus 2019

Mahasiswa menunjukan dus berisi minuman beralkohol hadiah dari polisi saat aksi unjuk rasa Ikatan Mahasiswa Tanah Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Mahasiswa Papua menolak dan mengembalikan dua dua minuman beralkohol sumbangan dari polisi serta mengecam tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk rasisme aparat negara pada mereka. TEMPO/Prima Mulia
Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

Polisi diduga memberikan miras ke Mahasiswa Papua di Bandung.


Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

23 Agustus 2019

Minuman beralkohol yang diberikan oleh polisi untuk mahasiswa saat aksi unjuk rasa Ikatan Mahasiswa Tanah Papua dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Mahasiswa Papua menolak dan mengembalikan dua minuman beralkohol sumbangan dari polisi serta mengecam tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk rasisme aparat negara pada mereka. TEMPO/Prima Mulia
Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

Mahasiswa Papua di Bandung marah karena polisi memberikan miras kepada mereka. Pemberian ini dianggap merendahkan.


Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

28 Juni 2019

Pemerintah NTT segera meluncurkan minuman keras atau miras khas daerah itu yang diberi nama Sophia (Sopi asli).
Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

Ada beberapa jenis Sophia dengan ukuran kecil dan besar dengan kadar alkohol antara 35-40 persen.


Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

20 Juni 2019

Pemerintah NTT segera meluncurkan minuman keras atau miras khas daerah itu yang diberi nama Sophia (Sopi asli).
Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

Tata niaga minuman tradisional NTT yang mengandung alkohol, Sophia, akan diatur khusus.