TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Rudy Siahaan mengatakan, pembenahan jaringan utilitas dan saluran drainase di sejumlah jalan protokol di Jakarta tak bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Pembenahan ini, ujar Rudy, tak bisa mengejar puncak musim hujan yang diperkirakan bakal jatuh pada Januari 2014.
Drainase di sejumlah jalan protokol sering dianggap sebagai penyeyab banjir. Drainase terganggu karena banyaknya jaringan utilitas, seperti galian kabel listrik dan telepon. Walhasil, sejumlah ruas jalan, seperti di Kuningan dan Sudirman, sangat cepat terendam pada saat hujan deras meskipun hanya sebentar.
Dinas PU, ujar Rudy, akan membuat tambahan mulut air dan tali air yang akan mengalirkan air dari jalan ke dalam saluran drainase. "Karena jaluran yang ada sekarang banyak tertutup kabel dan pipa, kami membuat saluran baru setiap lima meter," kata Kepala Dinas PU Manggas Rudy Siahaan di Balai Kota, Selasa, 12 November 2013.
Saluran-saluran baru yang menghubungkan jalan dengan selokan itu diharapkan dapat mempercepat aliran air ke saluran drainase. "Tujuannya, mengurangi antrean air masuk ke saluran," ujar dia. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga akan menguras saluran penghubung dan mengeruk saluran submakro. Seluruh pekerjaan ini ditargetkan rampung pada Desember 2013.
Pekerjaan penambahan tali air dan muka air itu harus dibarengi dengan normalisasi sejumlah kali, seperti Kali Krukut, Kali Grogol, dan Mampang. Sebab, ada banyak saluran yang lebarnya berkurang drastis. Seharusnya 20 meter menjadi 7 meter karena menumpuknya sampah dan bangunan liar.
Jakarta memiliki 884 saluran penghubung, namun hampir semuanya dipenuhi bangunan liar. Untuk mengatasinya, Dinas Pekerjaan Umum menargetkan membenahi 80 salurah penghubung pada 2013. "Sekitar 22 lokasi ada di Jakarta Timur, di antaranya di Cipinang Kebembem dan Kali Baru," katanya.
ANGGRITA DESYANI