TEMPO.CO, Jakarta - Indeks saham di bursa Jakarta mengalami koreksi tajam seiring keputusan bank sentral menaikkan suku bunga acuan (BI Rate). Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini terjun bebas 61,08 poin (1,38 persen) ke level 4.380,64. Sejak dirilisnya data-data ekonomi bulan November yang cenderung negatif, indeks terus melanjutkan tren koreksi.
Analis PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan kenaikan BI Rate menjadi faktor dominan kejatuhan indeks. Pergerakan indeks yang datar langsung berubah menurun tajam setelah pengumuman BI Rate siang harinya. "Pelaku pasar khawatir BI Rate membuat beban biaya emiten menjadi lebih besar sehingga memilih untuk melakukan aksi jual."
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis point ke level 7,5 persen. Keputusan bank sentral itu untuk meredam gejolak nilai tukar yang semakin melemah akibat defisit neraca perdagangan dan ancaman defisit neraca berjalan.
Saham-saham sektor perbankan menjadi pemberat indeks. Bank Mandiri turun 3,8 persen ke Rp 7.700 per lembar saham, diikuti Bank BRI melemah 3,8 persen ke Rp 7.600 per lembar, kemudian Bank BCA susut 2 persen ke Rp 10.050 per lembar. Sementara asing mencatat nett sell Rp 463 miliar.
Menurut Purwoko, sektor perbankan dan juga properti paling terimbas karena kenaikan BI Rate lantaran mengandalkan kredit. Selain itu, emiten dengan beban biaya dalam bentuk dolar Amerika, khususnya importir, turut tertekan.
Ekspektasi data neraca pembayaran yang kembali memburuk serta masih adanya ketidakpastian program stimulus moneter bank sentral Amerika (The Fed) membuat ciut nyali investor untuk masuk ke pasar saham. "Pilihan bagi pelaku pasar saat ini hanya wait and see sampai koreksi ini berakhir," ujar Purwoko.
PDAT | M. AZHAR