TEMPO.CO, Canberra - Mengawali pidato penerimaan gelar doktor kehormatan (Honorary Degree of Doctor of Letters dari the Australian National University/ANU), Wakil Presiden Boediono mengenang kedatangannya di Canberra, 43 tahun silam. "Cuaca Canberra sangat dingin di pagi saat kami datang," katanya.
Boediono, ketika itu masih berusia 27 tahun, datang bersama istri dan putrinya yang masih bayi. "Saya tiba di Bandara Canberra, saat itu masih kecil dan crowded."
Ia dijemput Prof Heinz Arndt, pendiri the Indonesian Project ANU, dengan mobil Ford Cortina warna biru muda. Arndt membawa keluarga kecil Boediono ke flatnya di kompleks kampus.
Arndt, Boediono bercerita, kemudian menyalakan tungku perapian yang menggunakan briket batu bara. "Ia juga membawakan barang-barang kebutuhan pokok untuk kami," ujar Boediono.
Boediono ke Canberra untuk bekerja bersama Arndt di Indonesian Project mulai tahun 1970 itu. "Yang dilakukan Arndt merupakan gambaran kerendahhatian seorang guru besar ANU," katanya.
MTQ
Berita lain:
Doktor Honoris Causa Ketiga Boediono di Australia
Ayu Ting Ting Belum Yakin Gugat Cerai Enji
Peneliti Ubah Jaringan Wi-Fi Jadi Energi Baterai
Anggita Sari Panggil Mama ke Ibunya Enji
Kuis Jokowi: Gimana Cara Jaga Kebersihan Pasar?