Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laku di Cina, Batik Semarang Berat Syarat Ekspor  

image-gnews
Seorang warga melihat motif batik Semarangan yang dipajang di Lapangan Simpanglima, Semarang, dalam Kibar Budaya, Minggu (1/11). Selain motif batik, acara tersebut juga menggelar sejumlah budaya tradisional. Tempo/Budi Purwanto
Seorang warga melihat motif batik Semarangan yang dipajang di Lapangan Simpanglima, Semarang, dalam Kibar Budaya, Minggu (1/11). Selain motif batik, acara tersebut juga menggelar sejumlah budaya tradisional. Tempo/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Ekportir batik khas Semarangan keberatan dengan aturan penjualan produk batik ke negara Cina. Sejumlah syarat berat itu menghambat upaya menjual batik khas Semarangan yang banyak diminati Cina.

"Kami terkendala kontainer yang mahal juga pajak serta harus lewat sistem karantina di negara itu," kata Claudyna Chlastriningrum dari Sasono Indonesia, salah satu pemasar batik khas Semarangan, seusai diskusi bertema "Semarang Introducing Market 2013" pada Selasa, 12 November 2013.

Claudyna mencontohkan, pajak yang ditetapkan oleh pemerintah Cina mencapai 30 persen dari nilai barang diangkut. Syarat itu belum diukur dari proses berbelit-belit ketika sudah sampai di negara itu karena harus melalui sejumlah proses karantina. Hal itu menghambat batik khas yang ia kirim sehingga lama diterima konsumen. "Padahal produk Cina masuk ke Indonesia kelihatannya mudah, bahkan membanjiri pasar," kata Claudyna.

Menurut dia, syarat itu tak sesuai dengan tingginya animo publik di Cina yang sangat senang dengan batik khas Semarangan. Hal ini ia buktikan dengan banyaknya permintaan dari Negara Tirai Bambu seusai pameran yang digelar pada 23 hingga 28 September di sana. (Baca: Pengusaha Batik Mengeluh Kesulitan Ekspor)

Sejumlah batik khas Semarang dengan motif modern dan klasik, seperti Asem Dayu, Asem Jalar, Asem Arang, Cheng Ho, Lawang Sewu, dan Gereja Bleduk, banyak diminati warga Cina. Mereka kembali memesan dengan corak khas klasik sesuai bunga dan daun khas daerah Cina. Namun Claudyna tetap memberikan unsur motif Semarangan sebagai ciri khas agar batik yang diproduksi tetap mengidentitaskan produk daerah.

"Minat batik Semarangan di Cina jauh lebih tinggi dari Belanda. Sebab, saat pameran di Belanda, kami tak laku," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Semarang, Litani Setyawati, menyatakan siap membantu hambatan penjualan produk khas daerah itu ke luar negeri. Langkah itu dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan. "Ini harus dibahas tingkat kementerian. Kami siap memfasilitasi karena kebijakan ekspor menjadi kewenangan negara," kata Litani Setyawati.

EDI FAISOL

Berita Terpopuler:
Ini Kejanggalan Tuduhan Jilbab Hitam pada Tempo  
Mandiri Ungkap Kebohongan Jilbab Hitam
Kompasiana: Tulisan Jilbab Hitam Provokatif
KPK Sita Buku Yasin Anas-Athiyah, Tolak Yasin Ibas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

52 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

58 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.