TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelukis Djoko Pekik menggelar acara syukuran setelah pameran tunggal di Galeri Nasional. Acara itu melibatkan keluarga Pekik, budayawan, seniman, dan rohaniwan. Beberapa di antaranya Romo Sindhunata dan Romo Baskara T. Wardaya. Pesta berlangsung di Dusun Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, pada Selasa malam, 12 November 2013. “Ini gawe saya setelah pameran. Syukuran jenang sumsum,” kata Pekik.
Pekik menikmati hidangan sate kambing bersama koleganya di halaman rumah berpayung bambu. Sate kambing langsung dibakar dari perapian di komplek rumah Pekik. Mereka juga menyeruput teh hangat sebelum puncak acara berlangsung. Ada pula sajian pisang rebus dan serabi. Sembari makan, mereka melihat layar besar yang menghadap ruang gamelan. Layar itu menampilkan rangkaian acara pameran Pekik di Galeri Nasional.
Pekik yang mengenakan baju baru berwarna biru antusias bercerita tentang karyanya kepada koleganya, budayawan Sindhunata. “Patung Memanah Matahari ini kegembiraan dan harapan hidup saya ketika berada di tahanan,” kata Pekik.
Hawa dingin menyergap di rumah Pekik yang ditumbuhi pepohonan. Ada pohon mahoni, sawo, johar, jambu klutuk, tereside atau sakura jawa, bambu, dan melinjo. Pada malam itu, Pekik mengajak koleganya menikmati pertunjukan jatilan, barongan, dan campur sari. Mereka duduk menghadap bantaran Kali Bedog. Pertunjukan seni itu menyedot perhatian tamu. Penari jatilan ada yang memakai topeng celeng berwarna hijau. Di tengah pertunjukan, ada penari yang kerasukan.
Pekik menggelar pameran tunggalnya di Galeri Nasional, Jakarta, pada 10-17 Oktober 2013. Pameran ini merupakan perjalanan 60 tahun Pekik berkarya. Ia kini berusia 75 tahun. Pekik memberi nama pameran tunggal ini "Jaman Edan Kesurupan". Ia ingin melukiskan situasi saat ini ketika orang gila pada kekuasaan dan harta. Saking rakusnya, mereka sampai kesurupan.
Beberapa karya yang Pekik pamerkan adalah patung Berburu Pekik, Berburu Celeng, dan Memanah Matahari. Kini, patung bertema celeng Pekik simpan di bengkel kerja miliknya di belakang rumah dia. Patung Berburu Pekik dan Berburu Celeng merupakan karya terbaru Pekik. Selama ini Pekik identik dengan lukisan Berburu Celeng.
Patung Berburu Celeng semacam seri terbaru dari lukisan Berburu Celeng. Lukisan tahun 1998 itu pernah menggemparkan jagat seni rupa Indonesia karena harganya semiliar rupiah. Selain patung, Pekik juga memamerkan 28 lukisan. Beberapa di antaranya berjudul Pawang Kesurupan.
SHINTA MAHARANI