TEMPO.CO, Tel Aviv - Seorang remaja Palestina berusia 16 tahun menusuk hingga tewas serdadu Israel di dalam bus. "Serangan mematikan itu tampaknya terkait dengan pemenjaraan saudara-saudara pelaku di Israel," ujar polisi, Rabu, 13 November 2013.
Pembunuhan yang berlangsung di Kota Afula, sebelah utara Israel, itu menyusul kekerasan di dekat daerah pendudukan Tepi Barat, tempat 10 warga Palestina ditembak mati pasukan Israel.
"Serdadu Israel yang ditusuk pagi ini (waktu setempat) oleh seorang remaja Palestina di terminal bus Afula tewas di rumah sakit akibat luka-luka," kata Micky Rosenfeld, juru bicara kepolisian Israel, Rabu, 13 November 2013.
Rosenfeld menambahkan, tersangka ditahan penumpang dan pasukan keamanan yang ada di dalam bus. "Kami menganggap insiden ini merupakan serangan teroris bermotif nasionalisme," ujarnya.
Menurut polisi, pemuda Palestina itu tidak memiliki izin berada di wilayah Israel. Mereka mengatakan, dia naik bus jurusan Nazareth-Afula dan menyerang serdadu yang masih berusia 20 tahun ketika kendaraan yang mereka tumpangi berada di tempat pemberhentian.
Mengutip keterangan warga Palestina, Radio Angkatan Bersenjata Israel menerangkan, sang pemuda menusuk serdadu Israel karena paman-pamannya dibui di penjara Israel.
Insiden penyerangan pemuda Palestina terhadap serdadu Israel itu mendapatkan ucapan selamat dari Hamas, penguasa Palestina di Jalur Gaza.
"Kami mengucapkan selamat kepada pahlawan Tepi Barat Palestina yang membunuh seorang serdadu Israel di Afula pagi ini, Rabu, 13 November 2013," ujar juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, melalui laman Facebook.
"Ini sebuah aksi heroik yang menunjukkan bahwa tindakan represi dan teror tidak akan berhasil menghentikan rakyat kami melakukan jihad dan perlawanan."
Kekerasan yang berlangsung dalam beberapa pekan ini telah meningkatkan ketegangan dan bakal memunculkan gerakan intifada ketiga dan pemberontakan.
Pemberontakan pertama Palestina melawan Israel di daerah pendudukan berlangsung pada 1987-1993, disusul perlawanan kedua dari akhir 2000-2005. Menurut kelompok pemerhati hak asasi manusia, sekitar 3.000 warga Palestina dan 1.000 warga sipil dan serdadu Israel tewas dalam aksi tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL