TEMPO.CO, Canberra - Anti-gluten, yang menjadi salah satu tren diet terbesar di dunia Barat, kini melanda Australia. Menurut situs News.com.au, 14 November 2013, kini makin banyak warga Australia yang bercerai dengan gluten. Walhasil, di banyak toko roti label non-gluten terpampang di sana-sini.
Ahli diet Sue Shepherd mengatakan sekitar satu juta warga Australia saat ini menganut diet gluten secara terbatas. Selain alasan medis --untuk menghindari penyakit celiac--, banyak yang menghindari gluten meski tak punya alasan medis. Sebagian lagi karena memang mengalami intoleransi gandum.
Sebuah studi nasional pada 2011 tentang konsumsi makanan berbasis gandum menunjukkan bahwa satu dari lima wanita membatasi gandum dalam diet mereka dengan sepertiganya didiagnosis mengalami intoleransi gandum. Intoleransi ini umumnya dialami kaum wanita. Mereka kemudian memilih produk bebas gluten yang harganya sedikit lebih mahal.
Gluten adalah gabungan protein yang ditemukan dalam makanan yang terbuat dari gandum dan beberapa biji-bijian lain seperti jelai dan gandum hitam. Gluten memberikan elastisitas adonan dan dapat memainkan peran dalam tekstur kenyal roti.
Gerakan bebas gluten Australia tampaknya didorong oleh praktisi kesehatan alami, blogger, penulis, dan selebriti. Victoria Beckham, Gwyneth Paltrow, dan Miley Cyrus, misalnya, adalah para penganut gaya hidup sehat bebas gluten. Lady Gaga dan Paltrow bahkan beberapa kali menyatakan diet bebas gluten dapat meminimalisasi kelelahan, kembung, hingga jerawat dan kerontokan rambut.
Industri makanan bebas gluten Australia ditaksir mengalami kenaikan hingga US$ 105 juta pada 2015, berdasarkan analisis lembaga analisa konsumen Datamonitor.
Namun, para ahli diet mengingatkan keberadaaan lemak yang tinggi dalam makanan bebas gluten. Ketika produsen menciptakan produk bebas gluten, tulis media ini, mereka menghilangkan protein gandum dari makanan dengan menukar tepung terigu dengan tepung lain seperti almond, beras, jagung, atau bahkan kacang. Namun, ketiadaan gluten menyulitkan roti dan produk olahan lainnya untuk mempertahankan bentuk dan kelembutan mereka saat dimasak.
"Orang keliru jika memilih diet anti-gluten untuk memangkas lemak dari makanan karena bebas gluten bukan berarti rendah lemak," kata ahli nutrisi Zoe Bingley-Pullin. "Untuk mengganti gluten, mereka memakai atau menambahkan lebih banyak lemak untuk memperkaya rasa."
Untuk mengatasi hal ini, zat aditif (seperti xanthum gum dan hydroxypropyl methylcellulose) atau pati jagung digunakan. Gula dan lemak juga ditambahkan untuk membuat makanan lebih lezat.
NEWS.COM.AU | TRIP B