TEMPO.CO, Surabaya - Dosen jurusan Seni Rupa Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya, Hariadi, mengatakan kunci untuk menguak tabir gelap kematian Fita Fitria Dewi adalah Restu. Restu, mahasiswi Seni Rupa Unipa, adalah pihak yang memberikan order pemotretan prewedding kepada Fita. Restu dan Fita menumpang mobil yang sama menuju Gunung Bromo.
Ada juga Yunanda, teman seangkatan Restu di Jurusan Seni Rupa. "Ada sebagian kronologis yang salah tulis. Order pemotretan itu dari Restu ke Rini. Tapi Rini enggak bisa, lalu diberikan ke Fita," kata Hariadi kepada Tempo, Jumat, 15 November 2013.
Sebelum menyepakati orderan itu, kata Hariadi, Rini dan Fita sempat berkonsultasi dengan dirinya. Kepada Hariadi, Rini sempat tak nyaman dengan ajakan Restu yang terkesan memaksa. Karena tak nyaman, Hariadi menganjurkan kepada Rini agar orderan dari Restu dibatalkan saja. Bahkan, dirinya menyarankan Fita membikin surat perjanjian kerja dengan Restu.
Hariadi mengaku kenal baik dengan Fita karena pernah menjadi juri bersama dalam ajang fashion lansia dan anak-anak di Kelurahan Dukuh Menanggal, Surabaya. "Saya kenal sosok Fita. Sebelum kejadian Fita dan Rini sudah ngomong dengan saya soal orderan dari Restu," kata Hariadi.
Hariadi mengatakan Restu dan Yunanda bukan mahasiswa yang menonjol di kampus. Mereka mahasiswa angkatan 2008 dan belum menempuh skripsi. Sejak tiga tahun lalu, Restu juga bekerja sambilan di taman kanak-kanak milik ibu Yunanda di Gedangan, Sidoarjo. Restu asli Blitar dan Yunanda asal Sidoarjo.
Senin, 11 November 2013, Hariadi sempat menghubungi Restu. Ia ingin memberikan informasi bahwa mahasiswa angkatan 2008 wajib kumpul di kampus, Selasa, 12 November. Namun, Restu tak merespon. Kabarnya, Senin siang itu Restu sempat pulang ke rumahnya di kawasan Joyoboyo, Surabaya. Hari itu pula mayat Fika ditemukan terikat dalam karung di hutan Pacet, Mojokerto.
Setelah itu, Hariadi tak mengetahui lagi keberadaan Restu. Nomor teleponnya tidak pernah aktif lagi. "Kuncinya ada di Restu. Tapi saya enggak tahu, Restu itu suruhan atau pelaku. Kalau suruhan, bisa-bisa dihabisi juga," kata Hariadi.
DIANANTA P. SUMEDI