TEMPO.CO, Melbourne - Wakil Presiden Boediono hari ini, Jumat, 15 November 2013, mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pendidikan Australia Christopher Pyne. Dalam pembicaraan di Monash University House itu, Wapres didampingi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim.
Boediono tiba di rumah dinas Rektor Monash University Prof. Ed Byrne pukul 9 waktu setempat. Sedianya, ia disambut Pyne, tapi sang menteri terlambat karena terjebak macet. Hadir dalam pertemuan itu pelaksana tugas Direktur Pusat Studi Australia-Indonesia Prof. Paul Ramadge dan Basoeki Koesasi, Direktur Pusat Studi Australia-Indonesia dari pihak Indonesia.
Monash merupakan salah satu universitas yang berkesan bagi Boediono. Pada awal 1970-an, Boediono menyelesaikan pendidikan masternya di universitas ini. "Selama di Monash saya menghabiskan waktu yang sangat berharga dalam hidup saya," kata Boediono mengawali kuliah umum di gedung Alexander Theatre, Monash University.
Saat ini Monash masih menjadi salah satu favorit bagi mahasiswa Indonesia. Konsul Muda Penerangan Konsulat Jenderal Indonesia di Victoria dan Tasmania, Vitrionaldi, mengatakan, jumlah mahasiswa Indonesia di Monash mencapai 1.457 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia di negara bagian ini mencapai 3.904 orang.
Ahmad Bukhori, mahasiswa doktoral di Fakultas Pendidikan, mengatakan ia memilih Monash karena ranking fakultas pendidikannya sangat bagus, yakni peringkat 7 terbaik di dunia. Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini meneliti identitas bahasa dan budaya anak Australia keturunan Indonesia.
MTQ
Berita lain:
Kisah Heroik TNI Damaikan Tentara Libanon-Israel
Pelesir di Kairo, Atut Pilih-pilih Mobil
Mengaku Bukan Islam, Jonas Dilaporkan ke Polisi
Mahasiswa Kairo Dilarang Kritik Atut
Ini Alasan Jokowi Dukung Gerakan Busway Kick
Silau di Kairo, Atut Borong Kacamata Hitam
Lia Aulia, Mantan Enji: Saya Tak Mau Ikut Campur