TEMPO.CO, Bogor - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta kepada Pemerintah Kota Bogor untuk tidak memaksakan kehendak melakukan optimalisasi dan revitalisasi pembangunan Terminal Baranangsiang yang dibarengi dengan fasilitas hotel dan mal.
"Pemkot jangan menggunakan kata pokoknya dan pokoknya, namun harus mendengarkan semua aspirasi masyarakat yang ada," kata Hatta Rajasa saat ditemui seusai berdialog dengan Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB) di Terminal Baranangsiang, Jumat, 15 November 2013.
Ia menegaskan, sebetulnya semua permasalahan, termasuk pembangunan Terminal Baranangsiang, bisa dilakukan dengan berdialog dan duduk bersama. "Kita harus kedepankan untuk berdialog dan duduk bersama agar permasalahan ini bisa selesai, dan semuanya harus mengacu pada pokok hukum dan berpegang pada peraturan daerah yang ada," kata dia.
Adapun Ketua KPTB Dedi Mihardi mengatakan, meski pihaknya dilibatkan dan masuk dalam tim gabungan untuk membahas persoalan Terminal Baranangsiang yang dibentuk oleh Wali Kota Bogor, hingga kini belum ada satu pun kesepakatan atau titik terang. "Bukan berarti kita masuk dalam tim ini kita setuju dengan rencana pembangunan Terminal Baranangsiang yang di dalamnya ada mal dan hotel," kata dia.
Intinya, kata Dedi, pihaknya dan masyarakat Baranangsiang tetap menolak rencana optimalisasi pembangunan Terminal Baranangsiang jika masih dibarengi embel-embel pembangunan hotel dan mal. "Kita tetap akan tolak itu," katanya.
Sebelumnya, KPTB serta ratusan sopir dan armada yang biasa beroperasi di Terminal Baranangsiang telah tiga kali melakukan aksi penolakan terhadap rencana pembangunan tersebut, yang ditandai dengan penutupan Terminal Baranangsiang. Ratusan sopir tersebut melakukan aksi blokir akses keluar-masuk tol Jagorawi sehingga mengakibatkan kemacetan parah dan melumpuhkan arus lalu lintas di Kota Bogor.
M SIDIK PERMANA