TEMPO.CO, Jakarta - SwarnaFest 2013 akan diselenggarakan di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur pada 21-22 November. Langkah mengeksplorasi serat alam dan pewarnaan alam yang menjadi kelanjutan acara Indonesia Fashion Week pada Februari 2013 lalu ini untuk mewujudkan visi besar standarisasi Indonesia Natural Color Guide dan mendandani dunia pada 2025 bila Indonesia menjadi pusat mode.
Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah, Euis Saedah M.Sc., pewarnaan alam Indonesia harus terus dikembangkan, diteliti, dan dibuatkan standarisasi industri. Ia mengatakan, pewarnaan alam Indonesia sudah dikembangkan sejak dulu kala.
Baca Juga:
Di era modern ini, pengembangan dilanjutkan oleh Martha Tilaar di bidang kosmetik, desainer Rosso untuk pewarnaan kain batik, desainer Merdy Sihombing untuk pewarnaan kain ulos, dan Sariati dari Alor yang mengembangkan warna alam.
SwarnaFest 2013 akan mengangkat tema "Pesona Serat dan Warna Alam". Euis menyebutkan, di Indonesia terdapat tujuh jenis serat alam yang bisa dikembangkan menjadi kain. Antara lain, serat nanas, serat pisang, ulap doyo, rami, bambu, sutra, dan kapas.
Sementara dari alam, Indonesia memiliki potensi warna alam di daratan dan di lautan.”Sriati dari Alor sudah mengumpulkan 101 warna alam, Merdy punya warna indigo di Samosir,” kata Euis. (Baca : Revitalisasi Tenun Ulos)
Warna alam selama ini kebanyakan didapatkan dari kunyit, lengkuas, daun mengkudu, daun mangga, rambutan, indigovera (tarum), daun jati, rumput laut, dan kulit teripang. Di Pulau Alor, Merdi mengeksplorasi pewarnaan dari biota laut, yakni, hewan teripang yang menghasilkan warna merah muda.
”Merdi sudah mengembangkan pewarnaan alam dari sumber hayati mulai dari tanaman indigo, batu-batuan, lumpur dan getah,” kata Euis. (Baca : Kreativitas Tanpa Batas Merdi Sihombing)
Dari pewarnaan alam ini, menurut Euis, akan dibuatkan daftar direktori untuk masing-masing warna. “Ini menjadi tugas litbang Kementerian Perindustrian yang nantinya jadi pusat dari segala database material industri serat dan pewarnaan alam ini,” katanya.
Euis membagi pengembangan dalam empat elemen penting. "Kompetensi sumber daya manusia, teknologi yang digunakan, standar, dan hak kekayaan intelektual,” jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan ini, merupakan tindak lanjut blueprint ekonomi kreatif yang ditandatangani oleh 4 kementerian, yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM pada Februari 2013 untuk mewujudkan Indonesia menjadi pusat mode dunia pada 2025.
Menurut Direktur Indonesia Fashion Week, Dina Midiani, karena bahan pewarnaan alam berasal dari sumber daya alam seperti tanaman, maka petani dan perajin lokal akan dilibatkan dalam pengolahannya.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Mitos tentang Berat Badan
Aksi Para Drummer Betot Perhatian Ribuan Penonton
Klinik Anti-Aging Deby Vinski Raih Penghargaan
Mata Cantik Meski Tertutup Lensa