TEMPO.CO, Denpasar - Bus pariwisata milik Happy Travel dengan nomor polisi DK 9251 A, Senin, 18 November 2013, mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Pecatu, Bali, tepatnya di Jalan Pantai Suluban. Lima orang tewas dan tiga di antaranya wisatawan asal Cina. Dua lainnya adalah guide yang mengantar rombongan, serta sopir bus, Agus Bahtiar Surahman.
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Beno Leuhanapessy belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. Sementara itu, berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, kendaraan jenis minibus itu mati mesin karena tak kuat melewati jalan tanjakan.
Mesin bus sempat dihidupkan kembali. Namun, bus justru berjalan mundur. Sopir tidak bisa mengendalikan bus sehingga menabrak pembatas jalan, kemudian jatuh ke jurang sedalam 15 meter. Seluruh penumpang yang berjumlah 15 orang ikut terjerumus ke dasar jurang.
Tim gabungan dari Basarnas, PMI, kepolisian, dan Dinas Perhubungan berupaya keras mengevakuasi para korban. Saat itu, hujan turun sangat lebat. "Pencarian korban menggunakan alat cungkil karena harus lebih dulu mengangkat jok tempat duduk. Para penumpang tertindih,” kata Beno.
Seluruh korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Sebanyak 7 orang ke Rumah Sakit Umum Sanglah, Denpasar, 5 orang di Rumah Sakit BIMC, dan 3 orang di Rumah Sakit Kasih Ibu. “Data sementara, lima orang meninggal dunia,” ujar Beno.
Tugas tim gabungan selanjutnya adalah mengangkat bus dari dasar jurang. Namun, akibat hujan deras dan kendaraan derek belum tiba di lokasi, pengangkatan bus tertunda.
Sementara itu, Kepala Polresta Denpasar Komisaris Besar Djoko Hariutomo mengatakan, sudah menghubungi Kedutaan Besar Cina. Sebab, warga negara asing yang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut adalah wisatawan asal Cina.
Pihak Happy Travel dan operator penyelenggara perjalanan wisata sudah dipanggil berkaitan dengan kecelakaan tersebut. Namun, belum ada yang menghubungi kepolisian sehingga belum diputuskan teknik evakuasi. “Kalau bisa diangkat, ya, akan diangkat. Tapi kalau tidak bisa, mungkin badan bus harus dikanibal atau dipotong,” ucapnya.
HERI IDRAWAN | ROFIQI HASAN