TEMPO.CO, Dubai - Bank-bank Abu Dhabi memulai ekspansinya ke luar negeri untuk mengejar pasar perbankan yang membentang dari Asia hingga ke Afrika. Bank Nasional Abu Dhabi, PJSC, pemberi pinjaman terbesar di Uni Emirat Arab, berencana memusatkan kegiatannya di kota-kota seperti Mumbai dan Lagos untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemasukan.
Sedangkan bank pemberi pinjaman terbesar kedua--First Gulf Bank PJSC (FGB)--berusaha untuk meningkatkan profit lebih dari dua kali lipat pada unit internasional dan berencana membuka kantor di Cina dan Indonesia. Sementara itu, Bank Islam Abu Dhabi PJSC (ADIB), bank terbesar emirat berbasis syariah, akan meluaskan ekspansinya di Afrika Utara.
"Tidak banyak pertumbuhan tersisa dalam negeri, terutama untuk keseimbangan bank lembar besar," kata Aybek Islamov, analis perbankan HSBC Holdings Plc (HSBA) yang berbasis di Dubai, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin, 18 November 2013.
Menurut dia, bank nasional Abu Dhabi sulit mencapai pertumbuhan sebesar 15 sampai 20 persen kecuali mereka mulai tumbuh lagi ke sektor publik, real-estate, dan konstruksi. “Bank semakin mencari peluang pertumbuhan di luar negara Uni Emirat Arab.”
Bank-bank tersebut berekspansi untuk memotong ketergantungannya pada pasar real estate domestik dan akses transkasi perdagangan di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Bank Nasional Abu Dhabi memperkirakan mampu menggerakkan potensi pendapatan US$ 137 miliar dalam transaksi perusahaan perbankan dan perusahaan jasa.
Ekspansi internasional ini dinilai juga dapat membantu bank mengalahkan peraturan baru yang akan membatasi pinjaman kepada perusahaan yang berhubungan dengan pemerintah.
Kepala Pejabat Eksekutif Bank Nasional Abu Dhabi, Alex Thursby, mengatakan pihaknya berencana membangun kantor di Singapura, Hong Kong, London, Paris, dan Washington D.C. untuk melayani klien di lima industri utama. Bank-bank yang berekspansi tersebut akan membangun lebih dari kehadiran satu kantor cabang di lima kota besar tersebut.
Selain itu, bank akan mempercepat pertumbuhan negara berkembang dengan memperluas kelas menengah. “Mesir akan menjadi yang pertama dan Malaysia mungkin yang kedua,” kata Thursby.
CEO First Gulf Bank, Andre Sayegh, berencana pihaknya akan membuka kantor di Korea Selatan, Cina, dan Indonesia selama 18 bulan ke depan. Bank yang dikendalikan oleh keluarga penguasa emirat ini juga akan berkantor di Singapura, India, Hong Kong, Qatar, dan Libya.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler:
Jonas Minta Maaf, FPI Tetap Ingin Dia ke Penjara
Erick Thohir Ingin Boyong Messi ke Inter
Mariah Carey Merasa Dibohongi di Idol
Jonas Mengaku Telah Menikah dan Masuk Islam
Cara Menghindari Cyber Crime
20 Perusahaan Berfasilitas Gratis Terbaik di AS