TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi pemberlakuan masyarakat ekonomi Asean pada 2015, Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) menyatakan Indonesia harus berkolaborasi dengan negara Asean lain untuk memperkuat industri rotan dalam negeri. Kepala Hubungan Internasional Asosiasi Mebel Rotan, Damayanti Siahaan, mengatakan target pasar rotan bukan di antara negara Asean, tetapi justru negara-negara di luar Asean. Dengan demikian, persaingan berada di luar lingkup pasar bebas Asean.
“Maka itu, kami optimis pasar bebas Asean tidak akan mengganggu. Kami justru harus berkolaborasi dengan negara Asean lain agar produk makin berkualitas dan bisa memasarkan ke pasar tradisional. Kami juga optimis karena bahan baku di sini kan banyak dan kami juga punya program pameran yang gencar,” katanya dalam dialog nasional “Kebijakan Penguatan Rotan Ramah Lingkungan” di Hotel Aryaduta, Senin, 18 November 2013.
Menurut dia, pasar tradisional yang menjadi tujuan ekspor produk rotan adalah Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa kawasan lain seperti Timur Tengah, Afrika dan Amerika Selatan juga menjadi tujuan ekspor utama. Pasar bebas Asean, kata dia, harus menjadi peluang antar negara Asean untuk berkolaborasi agar produk yang nantinya diekspor ke kawasan-kawasan tersebut benar-benar bisa bersaing di pasar internasional. (baca juga : Papan Rotan Indonesia Diminati Pasar Global )
Damayanti mengatakan tiap-tiap negara Asean memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa saling menguntungkan. Ia mencontohkan Filipina memiliki keunggulan dalam hal desain, sementara Indonesia unggul dalam hal bahan baku dan produksi yang kuat. “Kolaborasi ini akan sangat baik sekali. Kami sudah sounding kerja sama dengan Filipina dan mereka sudah siap desain. Kami sudah siap dengan kekuatan produksi,” katanya.
Selain itu, Damayanti memaparkan negara lain yang potensial untuk membangun kerja sama adalah Myanmar. Menurut dia, Myanmar memiliki keunggulan dari segi anyaman. Namun, negara tersebut tidak memiliki pangsa pasar sekuat Indonesia. “Myanmar tidak punya pasar yang bagus, tapi dari sisi keterampilan kuat. Sementara kita secara pasar kan kuat. Justru ini kesempatan,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, Indonesia merupakan penghasil rotan terbesar di dunia. Sebanyak 80-85 persen bahan baku rotan dihasilkan di Indonesia, sementara sisanya dihasilkan di negara lain seperti Filipina dan Vietnam. Daerah penghasil rotan di Indonesia adalah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua dengan potensi rotan sebesar 622 ribu ton per tahun. (baca juga : Indonesia Diklaim Penghasil Rotan Terbesar di Dunia)
Pada semester pertama 2012, ekspor produk rotan Indonesia mencapai US$ 131 juta. Target ekspor produk rotan Indonesia mencapai US$ 275 juta pada 2012. Pada akhir 2012, realisasi ekspor produk rotan mencapai US$ 202,67 juta. Pada 2011, ekspor rotan Indonesia mencapai US$ 91 juta. (baca juga : Penjualan Rotan Ditargetkan Tembus US$ 500 Juta)
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler :
Gubernur BI: Tekanan terhadap Rupiah Itu Sementara
Pola Konsumsi Akhir Tahun Diyakini Katrol Inflasi
Era Produksi Minyak Dinilai Sudah Lewat
Bank Abu Dhabi Bidik Pasar Negara Berkembang
BTN Perluas Pasar Kredit Perumahan