TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Fashion week 2014 yang berlangsung bulan Oktober lalu masih menyisakan semangat bagi industri mode Indonesia. Setidaknya untuk koleksi busana musim semi-panas 2014 yang boleh dibilang bercita rasa dunia. Ini bukan berarti bahwa semua karya perancang busana dalam negeri sudah layak disandingkan dengan koleksi desainer internasional. Tapi, setidaknya, mereka mulai terbuka membawa tren yang setahun terakhir memenuhi panggung peragaan busana di Paris, Milan, London, dan New York ke dalam rancangannya.
Busana minimalis, misalnya, perlahan mulai mengubah wajah busana rancangan sebagian desainer Indonesia. Label MajorMinor dari desainer Ari Seputra, Ambar Pratiwi, dan Inneke Margarethe hadir dengan gaun berkerah V putih polos yang dibiarkan menjuntai asimetris. Ada juga Yogie Pratama dengan gaun malam off shoulder hitam. Identite, label besutan duo desainer Jessica Yuri dan Winny Christy, menawarkan A-line putih berbungkus material tembus pandang.
Beberapa perancang juga mulai menghias karyanya dengan motif-motif cetakan digital yang sejak awal tahun ini diprediksi bakal menjadi tren tahun depan. Billy Tjong menjadikan A-line berlengan balon sebagai kanvas cetakan gambar beraliran pop art. Ada juga rancangan desainer muda Patrick Owen, yang melukiskan arsitektur bergaya Viktoria, atau corak tribal pada sebagian koleksi MajorMinor.
Celana panjang gombrong, yang beberapa bulan lalu terlahir kembali dalam parade busana Resort 2014, juga diusung oleh desainer Auguste Soesastro dan Ardistia ‘New York’ Dwiasri. Perancang busana Liliana Lim mengikuti tren metalik pada gaun panjangnya yang apik. Adapun koleksi Peggy Hartanto yang cukup berani mengikuti arus tren pakaian dengan dipotong tanggung menggantung di antara pusar dan dada (top crops).
Tapi, yang paling ramai diusung oleh desainer kita dari tren mode dunia adalah penggunaan material transparan, seperti sheer dan lace. Tentu saja ini wilayah desainer Tex Saverio. Tapi, koleksi Danny Satriadi, Identite, Albert Yanuar, dan Hian Tjen sedikit mengingatkan kita akan rancangan Marchessa di New York, Marios Schwab di London, dan Stella McCartney di Paris.
AGOENG WIJAYA
Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi | Dinasti Atut | Adiguna Sutowo |
Berita Terpopuler
32 Juta Orang Indonesia Berisiko Kena Diabetes
Pakar: Plesiran ke Kairo, Begini Gaya Jilbab Atut
Depresi, Penyebab Kecacatan Tertinggi ke-2
Polusi Udara Cina Ancam Kesuburan Pria
CardioMind, Konsep Fashion 2014 Susan Budiharjo