TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman mengatakan pemerintah tidak bisa melarang masyarakat yang ingin membeli mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LGCC). Menurut dia, pengembangan LCGC bisa membuat Indonesia menjadi pusat produksi mobil di kawasan ASEAN. Tapi, DPD mendesak pemerintah untuk membenahi sistem transportasi publik agar masyarakat mau beralih dari mobil pribadi.
"Ini soal pendekatan. Kita tidak bisa juga mengorbankan kepentingan ekonomi. Jika tidak mengembangkan mobil ini maka Indonesia hanya akan menjadi basis pasar bukan basis produksi. Sekarang bukan bagaimana melarang tapi mencari solusi mengatasi kemacetan," katanya kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 19 November 2013.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil LCGC sudah mencapai 20.101 unit hingga Oktober. Penjualan tersebut mencakup penjualan Toyota Agya, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio Satya. Untuk Honda Brio Satya, penjualan baru terjadi di bulan Oktober dan sudah mencapai 1.320 unit. Untuk Daihatsu Ayla, penjualan di bulan September mencapai 4.377 unit dan di bulan Oktober penjualan mencapai 4.929 unit. Sementara itu, Toyota Agya berhasil terjual 4.123 unit pada September dan 5.343 unit laku pada Oktober.
Menurut Irman, kemacetan sudah tidak terhindarkan. Pertumbuhan kelas menengah dan kebutuhan kendaraan yang meningkat pesat membuat pemerintah tidak bisa mengendalikan pembelian mobil LCGC. Yang bisa dilakukan sekarang adalah mempercepat program pembenahan moda transportasi seperti kereta monorel dan mass rapid transportation (MRT) serta memperbaiki kualitas angkutan umum, khususnya di kota-kota besar agar masyarakat mau meninggalkan kendaraan pribadi.
"Kualitas angkutan umum harus dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat pada akhirnya mau beralih, bukannya dengan dilarang," katanya. Irman menilai Indonesia harus menjadi pemain yang penting dalam industri otomotif di skala regional maupun internasional. "Kita tidak bisa kalah oleh Thailand, Jepang, atau Korea sehingga pendekatan yang dilakukan harus solutif terhadap kemacetan," katanya.
ANANDA TERESIA