TEMPO.CO, Jakarta - Koreksi yang terjadi pada bursa saham telah mencerminkan kondisi perekonomian yang belum pulih. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini melemah cukup tajam 47,55 poin (1,08 persen) ke level 4.350,78. Indeks melemah sejak awal perdagangan mengikuti bursa Asia dan semakin menukik ke bawah pada perdagangan sesi kedua seiring bursa Eropa yang dibuka melemah.
Saham Telkom dan Bank Mandiri menjadi pemberat indeks. Telkom melemah 2,2 persen ke Rp 2.225 per lembar saham, Bank Mandiri melemah 0,6 persen ke Rp 7.650 per lembarnya, dan Bank BCA turun 1,5 persen ke Rp 10.050 per lembarnya.
Analis dari PT Millenium Danatama Sekuritas, Probo Sujono, mengatakan belum adanya katalis yang benar-benar kuat membuat indeks cenderung bergerak negatif. "Penguatan indeks baru muncul apabila kondisi market dan perekonomian global sudah menunjukkan sinyal pemulihan yang kuat," kata dia, Rabu, 20 November 2013.
Maraknya sentimen positif mulai dari pelemahan rupiah, defisit neraca pembayaran, hingga isu stimulus global telah terepresentasikan (price in) di pasar saham. Selain itu, pasar tertekan oleh tingginya inflasi serta kenaikan suku bunga Bank Indonesia sejak Juli lalu. Seluruh sentimen ini menyebabkan IHSG cenderung mengalami pergerakan ke bawah ketimbang ke atas.
Menurut Probo, sejak indeks menyentuh level terendahnya di 3.900 beberapa bulan lalu, pergerakan harga saham sebenarnya sudah mulai memasuki fase melemah dan berkutat di area support. Tekanannya cenderung ke bawah untuk menguji level 4.200 sekaligus mengembalikan indeks ke posisi akhir tahun lalu.
Dari sisi asing, aksi jual masih berlanjut dan positioning itu pun diikuti oleh investor domestik. Asing mencatat penjualan bersih Rp 197 miliar. "Kami harap indeks tidak perlu sampai jatuh ke level 4.200," kata Probo.
M. AZHAR