TEMPO.CO, Pasuruan - Selama 20 tahun terakhir, puluhan sumber air di lereng Gunung Arjuna, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mati. Dari 41 sumber air, kini tersisa 11. Kerusakan kawasan hutan lindung Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo dinilai menjadi penyebab matinya sumber-sumber air tersebut. "Sumber air mati, tak tersisa," kata Sekretaris Paguyuban Kelompok Tani Tahura Arjuna Lestari, M.H. Dardiri, Rabu, 20 November 2013.
Dia menambahkan, ribuan hektare kawasan Tahura R. Soerjo kritis akibat kebakaran dan pembalakan liar. Penyebab kebakaran, kata Dardiri, bermacam-macam. Antara lain karena ulah pendaki Gunung Arjuna-Welirang, pemburu satwa, pembuat arang, petani yang membuka lahan, dan orang iseng. Untuk mencegah pembuatan arang, Kelompok Tani telah membuat program budi daya tawon madu, serta beternak sapi dan kambing.
Dardiri yakin kawasan Tahura R. Soerjo kembali hijau bila dalam lima tahun tak ada kebakaran. Sebab, beragam jenis tanaman endemik Gunung Arjuna bisa tumbuh dengan cepat, misalnya pohon akasia, cemara, dan kesek. Dalam waktu lima tahun, kata dia, jenis pepohonan itu bisa tumbuh mencapai 10 meter. Namun, bila bibitnya diambil dari petani, pertumbuhannya justru lambat.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kelestarian sumber mata air. Paguyuban Kelompok Tani Arjuna Lestari, misalnya, secara rutin merehabilitasi kawasan. Pada 2003, paguyuban pernah menanam aneka bibit. Tahap awal dilakukan rehabilitasi kawasan 4.600 hektare. Namun upaya rehabilitasi selama dua tahun itu ludes akibat kebakaran. "Hanya tersisa 10 persen," katanya.
Tahura Raden Soerjo ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak 1992 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1992. Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2002, kawasan konservasi itu bertujuan melestarikan plasma nutfah hutan Indonesia dan terbinanya koleksi tumbuhan dan satwa.
Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Tahura R. Soerjo, Agustina Tangkeallo, mengatakan, selama dua bulan terakhir, total lahan yang terbakar mencapai 15 hektare. Kebakaran merata terjadi di wilayah Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Batu, dan Malang. Pada 2012, total hutan terbakar seluas 930 hektare. "Kerugian tak ternilai harganya," katanya.
Kebakaran juga melanda kawasan tangkapan air yang berdampak kerusakan sumber air. Pendataan dua tahun lalu, di kawasan Tahura R. Soerjo ditemukan sebanyak 164 mata air. Sumber mata air dimanfaatkan untuk aliran irigasi, bahan baku air minum, industri air minum kemasan, serta memasok air untuk hotel dan industri.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler :
Disuruh Minta Maaf, Ini Jawaban PM Australia
Kicauan Lengkap SBY di Twitter Soal Penyadapan
Jokowi: Sadap Saya, yang Terdengar Blok G & Pluit
Australia Tanggapi Serius Kemarahan Indonesia
Ini 4 Jam Perjalanan Novi Amilia dan Sopir Taksi