TEMPO.CO, Kupang - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertran) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga September 2013 telah mengirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri sebanyak 2.961 orang, yang ditempatkan di sejumlah negara tujuan.
"Tahun ini, TKI yang dikirim mencapai 2.961 orang dari 11 kabupaten/kota," kata Kepala Bidang Penempatan dan Perekrutan Tenaga Kerja Disnaketrans NTT, Abraham Djunina, di Kupang, Kamis, 21 November 2013.
Dari jumlah itu, menurut dia, tenaga kerja wanita (TKW) sebanyak 1.678 orang dan laki-laki sebanyak 1.283 orang. Yang paling banyak dikirim ke Malaysia dengan total 2.485 orang, Brunei dua orang, Hongkong 49 orang, Timur Tengah sebanyak 114 orang, dan Timor Leste enam orang.
Namun jumlah ini, kata dia, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 dan 2011, masing-masing ketika NTT hanya mengirim 6.814 TKI dan 6.047 orang. "Minat warga NTT menjadi TKI mulai menurun," katanya.
TKI yang ditempatkan di luar negeri bekerja di sektor formal sebanyak 1.418 dan informal 1.543 orang. Walaupun mengalami penurunan, minat pengiriman TKI ke luar masih terbilang tinggi karena terbatasnya kesempatan kerja di NTT, angka pengangguran yang cukup tinggi, kualitas kerja yang rendah, serta penempatan TKI secara ilegal terus meningkat. "Inilah faktor-faktor penyebab masih tingginya warga NTT yang menjadi TKI di luar negeri," katanya.
Sementara itu, Direktur Ekseskutif Yayasan Tifa Indonesia, Irman Latin, mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menekan lajunya TKI yang akan dikirim ke luar negeri dengan melaksanakan berbagai program pengentasan kemiskinan, seperti akses keuangan, kredit, kewirausahaan, akses pemberdayaan keadilan, dan informasi keamanan migrasi kemitraan. "Kami juga membentuk forum perlindungan buruh migran dan advokasi anggaran perlindungannya," kata Irman.
YOHANES SEO