TEMPO.CO, Ngawi - Jenazah almarhum Sersan Kepala (Serka) Aan Prayitno, 32 tahun, salah satu korban tewas akibat jatuhnya helikopter MI-17 di Malinau, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu dijadwalkan tiba di rumah duka di Dusun Sambirejo, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Ngawi, Jawa Timur, Kamis, 21 November 2013.
"Tapi, kami belum tahu kedatangannya jam berapa," kata Kepala Penerangan Komandan Resor Militer 081/Dirotsaha Jaya (DSJ) Mayor (Inf) Budi Yuwono, saat dihubungi Tempo.
Menurut dia, dari Tarakan jenazah Aan bakal diangkut dengan pesawat Hercules. Ini bersamaan dengan empat anggota TNI AD lain yang juga menjadi korban meninggal atas jatuhnya helikopter MI-17. "Untuk jenazah Serka Aan akan diturunkan di Semarang dan dilanjutkan ke rumah duka melalui perjalanan darat," Budi menjelaskan.
Sejak pagi tadi, katanya, pihak Komando Distrik Militer 0805 Ngawi sudah bersiap menyambut kedatangan jenazah Aan. Sesuai rencana, upacara pemakaman secara militer akan dilangsungkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Ngawi. Namun, bila jenazah datang malam hari, jenazah akan langsung dikebumikan tanpa prosesi upacara militer.
Sri Sudarsih, bibi Aan, mengatakan pihak keluarga berharap agar jenazah korban segera tiba di rumah duka. Sebab, selama beberapa hari terakhir mereka sudah menunggu kedatangan pengiriman jenazah. Liang lahat untuk almarhum pun sudah disiapkan. "Semua (untuk pemakaman) sudah siap. Untuk kedatangan (jenazah) kami belum tahu, kemungkinan sore atau malam," ujarnya.
Sebelum meninggal, Serka Aan berdinas di Pangkalan Udara Utama TNI Angkatan Darat Ahmad Yani Semarang Helikopter MI-17 jatuh saat mengangkut 19 penumpang dan material bangunan dengan berat sekitar dua ton. Heli jatuh tak jauh dari Pos Bulan di Desa Apau Ping, Kabupaten Malinau. Dari 19 penumpang, 14 di antaranya tewas, sementara lima lainnya selamat dengan luka bakar.
NOFIKA DIAN NUGROHO