TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, mengatakan pemilih di Indonesia cenderung memilih berdasarkan ketokohan. Tren ini, menurut Hanta, akan memberatkan Partai Golkar.
"Tidak ada sosok yang kuat di Golkar. Magnet Aburizal Bakrie untuk Golkar juga tidak sekuat magnet Susilo Bambang Yudhoyono untuk Demokrat pada 2004 atau 2009," kata Hanta, Jumat, 22 November 2013.
Hanta mengatakan saat ini setidaknya ada tiga faksi di dalam tubuh Partai Golkar. Kubu pertama adalah kubu Aburizal Bakrie yang menguasai Golkar secara struktural. Kubu kedua adalah kubu Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung. Terakhir adalah kubu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang memiliki pengaruh cukup kuat atas pengurus DPD di tingkat kota dan kabupaten.
Selain tokoh-tokoh internal yang kurang menonjol, Hanta mengatakan ada tantangan dari eksternal. "Sekarang ada fenomena Jokowi dan PDIP. Kalau ada partai yang elektabilitasnya melonjak, ya PDIP karena ada tokoh Jokowi," kata Hanta.
Partai Golkar menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta pada 22-23 November 2013. Salah satu isu yang dibahas dalam Rapimnas terakhir menjelang pemilu legislatif dan pemilu presiden ini adalah terkait elektabilitas partai dan elektabilitas calon presiden dari Golkar.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita Terpopuler :
Mau Nyapres? Siapkan Dana Minimal Rp 7 Triliun
Data Cina Melemah, Indeks Turun Lagi 24 Poin
Menteri Minta Regulasi Impor Sapi Hidup Direvisi
BI Tak Intervensi, Rupiah Melemah
Dahlan Angkat Perempuan Muda Jadi Dirut BUMN