TEMPO.CO, Madiun - Komandan Wing 3 Pangkalan Udara Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, Kolonel Penerbang Minggit Tribowo mengatakan, penarikan lima pesawat tempur F-16 Fighting Falcon membuat latihan bersama dengan tentara Australia tidak maksimal. "Karena hanya satu hari berlatih di sana," kata Minggit, Jumat petang, 22 November 2013.
Menurut Minggit, latihan dengan Sandi Elang AusIndo 2013 di Darwin, Australia, berlangsung pada Rabu, 20 November 2013. Adapun kedatangan 60 personel TNI AU dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi di Negara Kanguru pada Senin, 18 November 2013. Pada hari pertama maupun kedua, latihan bersama tidak dapat dilangsungkan lantaran terkendala cuaca buruk.
Pada hari keempat, Kamis, 20 November 2013, latihan bersama berakhir. Sebab, pemerintah Republik Indonesia menarik pesawat F-16 dari Australia. Dengan instruksi itu, personel Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi tidak dapat meneruskan latihan bersama yang semestinya berakhir Sabtu, 23 November 2013. "Prinsipnya, (kami) sebagai tentara mengikuti perintah atasan," ujar Minggit.
Pada hari itu juga, lima pesawat F-16 akhirnya terbang ke Lanud El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kemudian, pagi tadi, pesawat tempur dan 60 personel TNI Angkatan Udara yang terdiri dari penerbang dan teknisi kembali ke Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi. "Untuk personel diangkut dengan dua pesawat Hercules," ujar Minggit.
Komandan Skadron Udara 3 Letnan Kolonel Penerbang Setiawan menambahkan, penarikan pesawat F-16 saat berlatih di Australia merupakan hal yang lumrah dalam tugas. Ia menyatakan tidak berpikir aneh-aneh dengan instruksi tersebut. "Yang kami pikirkan bagaimana take off dan landing," ucapnya.
Penarikan pesawat F-16 dari latihan bersama dengan sandi Elang AusIndo di Australia itu merupakan dampak isu penyadapan oleh Australia terhadap petinggi Indonesia. Akibatnya, hubungan diplomatik Indonesia-Australia memanas.
NOFIKA DIAN NUGROHO