TEMPO.CO, Jakarta - Aura sederhana terpancar dari diri Lailly Prihaningtyas, 28 tahun. Tyas--sapaan Lailly--terlihat tak berdandan lebih dari jilbab merah yang dipadu dengan pakaian batik serta celana panjang hitam. Tempo menemui calon direktur utama perusahaan pelat merah PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Candi Boko itu di ruang kerjanya di Kementerian BUMN lantai 12, Jumat, 22 November 2013.
Kepada Tempo, PNS bergolongan III C itu mengatakan tidak menyangka akan dipromosikan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Padahal, sempat terpikir olehnya suatu saat akan berhenti sebagai PNS dan bekerja menjadi social entrepreneur. "Aku sendiri belum pernah memotret diri menjadi direktur utama BUMN," katanya.
Anak dari pasangan guru asal Jombang, Jawa Timur, ini mengatakan, selama 28 tahun hidupnya, segala sesuatu tidak pernah sesuai yang ia rencanakan. Ia lebih suka menggambarkan dirinya sering "tercebur".
Contoh saja ketika masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Ia mengaku tidak menggemari mata pelajaran itu. "Akuntansi itu kecelakaan. Aku enggak suka akuntansi. Waktu orang tua suruh tes, mungkin bagian dari takdir, akhirnya diterima," katanya, yang mengaku lebih suka dengan teknik elektro.
Karena sudah "tercebur" itu akhirnya ia meneruskan hingga memperoleh gelar master dari Tilburg University, Belanda.
Meski tak berlatar belakang pengusaha, ia yakin bisa menjawab penugasan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Ia selalu teringat nasihat orang tua agar selalu percaya pada kemampuan diri sendiri. "Kuncinya sama yang dibilang orang tua, jangan rendah diri tapi jangan tinggi hati," kata Tyas.
Baca juga pernyataan Dahlan atas pilihannya terhadap Tyas.
ANANDA PUTRI
Terpopuler
Ini Dia Orang Indonesia Paling Tajir
Disebut Bintang Porno, Marty: Mereka Putus Asa
Daftar Lengkap 50 Orang Indonesia Paling Kaya
Perlu Berapa Jam untuk Membobol Situs Australia?