TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan pemeriksaan Wakil Presiden Boediono dalam kasus dugaan korupsi Bank Century untuk mengkonfirmasi keterangan Jusuf Kalla. Mantan wakil presiden yang biasa dipanggil JK itu diperiksa oleh KPK sehari sebelum pemeriksaan Boediono, Sabtu pekan lalu.
"Ada informasi-informasi dari JK yang tentunya harus dikonfirmasi ke Boediono," kata Abraham usai menghadiri Pencanangan Zona Integritas Menuju Bebas KKN di Lingkungan Kejaksaan RI, Jakarta, Senin, 25 November 2013.
Menurut Abraham, keterangan Boediono dibutuhkan agar keterangan yang diberikan JK tak berdiri sendiri sehingga keterangan dari kedua belah pihak menjadi utuh. Namun, Abraham menolak menjelaskan isi pemeriksaan lebih rinci. Dia juga tidak bisa memastikan tentang kemungkinan pemeriksaan kembali terhadao Boediono. "Saya tanyakan dulu ke Satgas Century," kata Abraham.
Sabtu pekan lalu, (baca: Ini Alasan Wapres Minta Diperiksa KPK di Kantornya) Boediono diperiksa oleh penyidik KPK di kantor Wakil Presiden. Dia diperiksa dalam kapasitas sebagai saksi atas tersangka Budi Mulia dan Siti Fadjriah, dua bekas Deputi Bank Indonesia yang menjadi tersangka dalam kasus Bank Century.
Boediono selaku Gubernur BI pada waktu itu merevisi Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/26/PBI/2008. Peraturan baru itu membuat Century lolos persyaratan untuk memperoleh Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP).
Dengan demikian, Bank Century mendapat tiga kali kucuran. Kucuran pertama sejumlah Rp 630 miliar. Setelah Century diambilalih oleh Lembaga Penjamin Simpanan, kucuran buat Bank Century membengkak jadi Rp 6,76 triliun. (Baca: Boediono Merasa Terhormat Selamatkan Century )
Dalam jumpa pers usai pemeriksaan dirinya Sabtu pekan lalu, Boediono mengklaim satu-satunya cara menyelamatkan Century agar tak berdampak sistemik adalah dengan mengubah kebijakan FPJP. Pemeriksaan kemarin merupakan pemeriksaan Boediono yang pertama sejak KPK menyidik kasus ini. Sebelumnya Boediono diperiksa pada April 2010 ketika KPK tengah menyelidik kasus ini. KPK belum bisa memastikan apakah akan ada pemeriksaan lanjutan buat Boediono.
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler:
Daftar Penyadapan Australia Sejak 1950
Gratis! Naik Angkot Kurang dari Satu Jam
Farhat: Menabrak, Dosa AQJ Tak Akan Habis
Survei: Tokoh Islam Tak Mampu Saingi Jokowi
Ini Klub Gay dan Waria di Jakarta Sejak 1980