TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Transjakarta terus mengupayakan berbagai cara agar jalur bus steril. Tembok pemisah yang ditinggikan, jalur bus berlawanan (contra-flow) serta razia, rupanya tak membuat jera para penyerobot.
Polda Metro Jaya berencana membuat cara lebih keras lewat denda. Mobil yang menerobos busway akan didenda Rp 1 juta dan motor Rp 500 ribu. Namun, denda itu dinilai tak akan mengurangi ulah mereka. Hampir semua koridor Transjakarta tak lagi "suci". Para penyerobot selalu berkilah karena macet. Walhasil, jalur Transjakarta sama macetnya dengan jalur biasa.
Muhammad Daivi, warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, sampai harus menginisiasi aksi busway kick. Aksi ini dipicu rasa kesalnya terhadap para penerobos busway. Ia akan memberi jempol terbalik bagi para penyerobot jalur Transjakarta.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendukung aksi busway kick. "Saya yakin, kalau warga sudah mulai, pasti akan cepat tertib. Tidak bisa terus mengandalkan pemerintah," ujar Jokowi.
Jalur Transjakarta yang steril diharapkan menjadi daya tarik warga Jakarta dan sekitarnya sehingga mau meninggalkan kendaraan pribadi. Setidaknya, itulah hasil jajak pendapat di situs berita Tempo.co dan portal Yahoo! Indonesia. Namun, banyak pula yang tak yakin sterilisasi busway ini bisa mendorong orang naik Transjakarta dan mengurangi kemacetan. Jajak pendapat selengkapnya, baca di Majalah Tempo edisi Senin, 25 November 2013.
TEMPO
Baca juga:
Ini Tingkah Jokowi Diteriakin, 'Nyapres Pak!'
Takut Pencitraan, Ahok Ogah ke Kantor Naik Angkot
Pengerukan Waduk Beres, Grogol Bebas Banjir
Lepas Gerak Jalan Guru, Jokowi Pakai Kaus Slank