TEMPO.CO, Jakarta - Memanasnya hubungan diplomatis Indonesia dan Australia dikhawatirkan meluas ke bidang lain, termasuk perdagangan. Indonesia yang kini masih tergantung pasokan sapi dan produk ternak lainnya dari Negeri Kanguru pun harus mulai mencari alternatif lain. Pemerintah menyebut bahwa ada puluhan negara alternatif pemasok sapi dan daging sapi ke Indonesia.
"Ada puluhan negara lain yang bebas secara country (country-based), baik untuk penyakit mulut dan kuku maupun penyakit sapi gila," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro saat dihubungi, Senin, 25 November 2013.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan, Indonesia masih menganut prinsip country based. Artinya, Indonesia hanya bisa melakukan impor daging dan sapi hidup dari negara yang sepenuhnya terbebas dari penyakit mulut dan kuku juga penyakit sapi gila.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizootics/OIE) menyebut ada 66 negara di dunia yang dinyatakan bebas dari penyakit kuku dan mulut juga sapi gila. Selain Australia dan Selandia Baru, beberapa negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, Cile, Kanada, dan negara-negara di Eropa, seperti Belanda, Belgia, Italia, Inggris, dan Swiss, sebenarnya juga memenuhi syarat sebagai pemasok.