TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III Djarwo Surjanto mengatakan perseroan memperoleh pinjaman asing sebesar US$ 121 juta atau setara Rp1,2 triliun dari Credit Suisse dan Deutsche Bank Cabang London, Inggris. Dana itu, kata Djarwo, akan digunakan untuk membiayai pengadaan 10 unit ship to shore crane (STS) dan 20 unit automated stacking crane (ASC).
Kedua jenis alat itu akan dioperasikan di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, yang sedang dibangun. Menurut Djarwo, utang itu menggunakan skema kredit ekspor melalui lembaga asuransi Finnvera asal Finlandia. "Bunga pinjaman sebesar 1,39 persen dengan jangka waktu pembayaran selama 7 tahun," kata Djarwo Surjanto saat konferensi pers di Hotel JW Marriott, Senin, 25 November 2013.
Adapun perjanjian pinjaman itu telah diteken oleh Pelindo III dan pihak bank pada 30 Agustus 2013 lalu. Adapun perjanjian pengadaan 10 unit STS dan 20 unit ASC dilakukan oleh Pelindo III dan Konecranes pada 1 Maret 2013.
Alat yang dipesan akan datang secara bertahap mulai Januari 2014. Tahap pertama, 10 unit ASC akan datang dalam bentuk komponen. Selanjutnya, komponen dirakit di Indonesia dan dilanjutkan dengan kedatangan 5 unit STS secara utuh. "Sepuluh unit ASC dan lima unit STS lainnya akan dikirim pada tahun 2016 mendatang setelah Terminal Teluk Lamong tahap kedua selesai dibangun," ucapnya.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo III, Husein Latief, mengatakan alat yang digunakan di Terminal Teluk Lamong menggunakan teknologi ramah lingkungan, menyesuaikan konsep pelabuhan yang juga ramah lingkungan.
Sebagian besar pengoperasian alat di Terminal Teluk Lamong menggunakan tenaga listrik, termasuk STS dan ASC yang diproduksi oleh Konecranes. "Alat-alat itu juga berteknologi tinggi," ujar Husein.
Dengan bantuan ASC, misalnya, operator tidak perlu di atas alat, namun cukup di dalam ruang operator. Bahkan wanita dapat bertindak selaku operator.
Terminal Teluk Lamong dibangun dalam beberapa tahap. Tahap pertama dibangun seluas 38,8 hektare dan akan dioperasikan tahun 2014, disusul kemudian tahap kedua dengan luas total mencapai 50 hektare pada 2016, dan akan terus dibangun hingga mencapai luas 386,12 hektare.
Tahap pertama, Terminal Teluk Lamong membutuhkan dana sekitar Rp 3,4 triliun. "Pembangunan Terminal Teluk Lamong akan berlanjut hingga tahun 2030 mendatang," kata dia.
DIANANTA P. SUMEDI