TEMPO.CO, Manila – Lambannya penanganan topan Haiyan oleh pemerintah Filipina membuat Presiden Beniqno Aquino mendapat kritikan pedas dari sejumlah elemen. Bukannya bertindak sebagai seorang negarawan yang sigap, Aquino justru dinilai tak siap.
Dilaporkan laman Sydney Morning Herald, seorang veteran Manila bernama Amando Doronila menulis dalam harian Philippine Daily Inquirer bahwa “pemerintah menghilang” saat topan menerjang wilayah ini. “Di mana pemerintah? Siapa yang bertanggung jawab dalam keadaan darutan,” demikian headline harian tersebut.
Pernyataan serupa juga dituturkan oleh seorang wartawan Filipina. Ia menilai tak ada empati untuk para korban. Kejadian ini terlihat saat Aquino mengunjungi kota nelayan di Pulau Samar. Hanya segelintir orang yang mendengar Aquino berbica langsung dengan para korban. Selebihnya, ia hanya melihat-lihat keadaan sekitar.
Kritikan lain muncul terhadap pernyataan Aquino mengenai jumlah korban dalam beberapa hari pertama. Ia memperkirakan jumlah korban dengan begitu tinggi, yakni mencapai 10 ribu. Nyatanya kini, korban hanya separuhnya.
Ketegangan politik juga mewarnai dan menjadi penghambat penanganan korban Haiyan. Aquino sempat menuding Wali Kota Tacloban tidak siap menghadapi bencana. Wali Kota Tacloban ini tak lain adalah keponakan dari istri Imelda Marcos yang merupakan saingan politik Aquino. Namun, Wali Kota Tacloban membatah tudingan itu dan mengatakan mereka sudah sangat siap.
Seorang analis politik di Universitas Filipina, Prospero de Vera, mengatakan penanganan Haiyan akan sangat memengaruhi karier politik Aquino. “Ini akan menjadi saat yang menentukan. Ia harus bertindak sangat kuat dan fokus,” katanya.
ANINGTIAS JATMIKA | SMH
Berita Lainnya
TKI Asal NTB Akan Segera Menghirup Udara Bebas
Aburizal Bakrie Menjawab Soal Operasi Dagu
Kota Medan dan Sekitarnya Masih Diselimuti Abu
Aburizal Bakrie Jadi Cawapres Jokowi?