TEMPO.CO, Jakarta - dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS mengatakan bahwa "lahirnya" seseorang menjadi waria bisa karena dua faktor, yakni biologis dan pengaruh lingkungan.
Menurut Boyke, seorang waria secara biologis punya potensi penyimpangan. "Jika itu didukung lingkungan, besar keinginan mengubah diri menjadi wanita. Ada laki-laki yang tidak nyaman apabila tidak bersolek seperti perempuan," katanya kepada Tempo.
Kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh, misalnya faktor ekonomi. "Lingkungan 70 persen bisa membentuk seseorang menjadi waria. Mungkin awalnya untuk mendapatkan uang, tapi akhirnya keterusan," katanya.
Boyke mengatakan, sebenarnya seseorang bisa saja mencegah keinginannya untuk menjadi waria. Namun, akan sangat sulit melakukannya. "Mereka akan menyiksa gejolak dirinya sendiri. Mereka bahkan bisa depresi," kata Boyke.
Ada waria yang berusaha untuk menerima dirinya. Namun, di sisi lain ia tidak mampu menolak gejolak dirinya. "Itulah sebabnya ada orang yang hidup dalam dua dunia, jika siang ia sebagai laki-laki tulen dan malamnya ia akan berperan sebagai waria." (Baca: Ini Kisah Evie, si Waria Pengasuh Presiden Obama).
RINA ATMASARI
Berita Terpopuler
SBY Pernah Diperingatkan Waspadai Yusril
Ini Tingkah Jokowi Diteriakin, 'Nyapres Pak!'
TKI Dapat Warisan Rp 9,5 Miliar dari Majikannya
Survei: Tokoh Islam Tak Mampu Saingi Jokowi
Aburizal Bakrie Menjawab Soal Operasi Dagu
Ini Klub Gay dan Waria di Jakarta Sejak 1980