TEMPO.CO, Surabaya - Seekor komodo mati di klinik Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa pagi, 26 November 2013. Komodo jantan berusia 11 tahun itu mati karena mengalami gangguan ginjal.
Humas Kebun Binatang Surabaya Agus Supangat mengatakan, gangguan itu disebabkan oleh air minum yang dikonsumsi. "Suplai air minum kan didominasi dari Kali Surabaya," kata Agus kepada Tempo, Selasa, 16 November 2013.
Komodo kelahiran Kebun Binatang Surabaya itu tergolong masih berusia muda dan produktif. Direktur Operasional, drh. Liang Kaspe, membenarkan bahwa gangguan ginjal yang dialami komodo tersebut disebabkan oleh air minum.
Selama ini, air minum di Kebun Binatang Surabaya berasal dari Kali Surabaya yang kualitasnya tidak baik. Air masih bisa dikonsumsi, tapi berisiko merusak ginjal.
Sekitar seminggu lalu, tim medis baru mengetahui kondisi komodo malang itu. Dia tiba-tiba diam dan lemas walaupun nafsu makan masih normal. Tapi karena komodo termasuk satwa liar yang kuat, gejala itu baru terlihat ketika kondisinya sudah parah.
Sejak itu, komodo tersebut diberi perawatan dan pengobatan. "Tim KBS sudah memberi perhatian, perawatan, tapi dia akhirnya mati ya gimana," kata Liang.
Mulai Juli 2013, kata Liang, Kebun Binatang Surabaya tengah melakukan peralihan sumber air minum dari Kali Surabaya ke perusahaan daerah air minum. Tapi dipastikan peralihan ke air minum bersih itu membutuhkan waktu setahun untuk bisa dijangkau seluruh satwa.
Koleksi komodo di Kebun Binatang Surabaya tersisa 58 ekor dengan rincian 18 jantan, 15 betina dan 25 komodo anakan yang belum diketahui jenis kelaminnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita populer:
Tommy Soeharto Bantah Terima Suap dari Rolls-Royce
Tiga Skenario PDIP Agar Jokowi Jadi Presiden
Ruhut Tantang Jokowi Berdebat
SBY Belum Balas Surat, Oposisi Australia Khawatir