TEMPO.CO, Jimbaran - Kalangan pengusaha pariwisata di Bali sangat menyesalkan adanya kebijakan travel warning dari pemerintah Australia terhadap warganya yang berkunjung ke Indonesia. Bukan hanya pemilik hotel, pemilik cafe ikan di kawasan pesisir Jimbaran pun turut khawatir akan terjadi penurunan kunjungan wisatawan.
Ditemui di Jimbaran, pemilik Bela Seafood Cafe and Bar, I Made Burat mengakui menyesalkan adanya kebijakan travel warning. "Menurut saya, soal sadap menyadap adalah urusan beliau-beliau di atas. Yang jelas, kami berharap, soal ini tak berlanjut ekstrim. Ya, pemerintah lebih bijaklah menyikapinya, jangan sampai ada travel warning," ujarnya, Senin, 25 November 2013.
Selama ini peran wisatawan Australia yang dalam melakukan wisata kuliner di tempatnya cukup tinggi. "Bali welcome dengan siapa saja. Turis Australia banyak yang berkunjung kesini," ujarnya. Selain itu, ia mengatakan mayoritas masyarakat disana juga mengais rezeki dari sektor pariwisata. Jadi, ia sangat khawatir akan berdampak buruk pada usahanya. "Bali yang menjadi penghasilan tetapnya adalah pariwisata," katanya.
Sampai saat ini, menurutnya belum tampak ada penurunan wisatawan ke cafe miliknya. "Sementara belum terlihat anjlok sekali. Tapi sesungguhnya tamu Australia yang datang sudah biasa dari dulu datang ke Bali tanpa melihat peringatan yang ada. Soalnya, mereka tahu betul Bali khususnya," ujarnya.
PUTU HERY
Berita terkait:
Inilah Cara NSA Sadap 50.000 Jaringan Komputer
Ahli ITB: SBY Harus Tiru Obama Sterilkan Ponselnya
Penyadapan Itu Biasa, Pakar IT: Lindungi Diri!
Indonesia Bisa Usir Dubes Australia