TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budyo, mengatakan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi akan mulai diterapkan tahun ini. Pembatasan konsumsi Premium dan solar bersubsidi itu akan menggunakan alat nirkabel dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID)
Pembatasan BBM bersubsidi ini berlaku bagi kendaraan pribadi roda empat dan dua. Sepeda motor dibatasi maksimal mengisi 0,7 liter per hari, sedangkan mobil pribadi dibatasi 3 liter per hari. Pembatasan ini akan dimonitor dengan RFID yang terpasang di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan kendaraan pribadi.
Hanung menjelaskan bahwa investasi pemasangan Sistem Pengendali Monitoring (SMP) dan RFID ditanggung PT INTI sebagai pemenang tender. Pertamina menyewa sistem tersebut selama lima tahun dari PT INTI. Kemudian Pertamina membayar ongkos jasa ke PT INTI sebesar Rp 18 per liter BBM subsidi yang dijual melalui SPBU Pertamina. Pembatasan anggaran ini tak pengaruhi pengadaan RFID
Rencananya, pemasangan tahap awal akan dilaksanakan pada mobil dinas pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2013. ”Untuk tahap pertama tersedia sekitar 500 ribu RFID dan dilakukan di Jakarta,” ujar Jeffry Wahyudi, Project Manager RFID PTINTI. (Foto: Pemasangan RFID Tag di SPBU Cikini)
Berikut ini daftar lokasi Posko Registrasi Pembatasan BBM di area Jakarta Pusat:
1. 34-10201 Jalan Penjernihan (SPBU)
2. 34-10202 Jalan Abdul Muis Nomor 68 Kelurahab Petojo Selatan (SPBU)
3. 34-10205 Jalan Cideng Timur (SPBU)
4. 31-10303 Jalan Cikini Raya Kelurahan Cikini Kecamatan Menteng (SPBU)
5. 34-10401 Jalan Kramat Raya Nomor 116 (SPBU)
6. 34-10505 Jalan Letjen Suprapto (SPBU)
7. 34-10506 Jalan Letjen Suprapto Kelurahan Galur (SPBU) Area Jakarta Selatan
1. 34-12701 Jalan Warung Jati Barat RT 07/03 (SPBU)
2. 31-12802 Jalan M.T. Haryono Kav 18 (SPBU)
3. 34-12805 Jalan Casablanca Menteng Dalam (SPBU)
4. 31-12902 Jalan H.R. Rasuna Said.
TIKA PRIMANDARI
Berita Terpopuler Lainnya
Salah Kaprah, Ekonomi Islam Tidak Hanya Perbankan
Faisal Basri Kritik Pernyataan Ekonomi Negatif
Boediono: Indonesia Butuh 15 Juta Rumah
Bisnis Ikan Indonesia Surplus