Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Thailand Berlakukan UU Situasi Darurat di Bangkok

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Pengunjuk rasa anti Pemerintah berkonfrontasi dengan polisi anti huru-hara dalam sebuah aksi protes di Bangkok, Thailand, Senin (25/11). AP/Wason Wanichakorn
Pengunjuk rasa anti Pemerintah berkonfrontasi dengan polisi anti huru-hara dalam sebuah aksi protes di Bangkok, Thailand, Senin (25/11). AP/Wason Wanichakorn
Iklan

TEMPO.CO, Bangkok – Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, memberlakukan Undang-undang Situasi Darurat (National Security Act) di seluruh Bangkok dan sekitarnya, setelah puluhan ribu demonstran yang menginginkan dirinya mundur menduduki sebagian kantor Kementerian Keuangan dan Luar Negeri.

"Tindakan yang dilakukan pemrotes yang mengambil alih Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan Departemen Hubungan Masyarakat menyebabkan pegawai negeri tidak bisa bekerja, mengancam stabilitas pemerintah,” kata Yingluck dalam pidato yang disiarkan secara langsung di televisi, Senin malam, 25 November 2013.

Yingluck mengumumkan UU Situasi Darurat akan mencakup seluruh Bangkok dan wilayah sekitarnya. Undang-undang tersebut telah berlaku di tiga distrik yang dianggap rawan di Bangkok sejak bulan Agustus lalu.

Undang-undang itu memungkinkan pejabat untuk menutup jalan, mengambil tindakan terhadap ancaman keamanan, memberlakukan jam malam serta melarang penggunaan alat-alat elektronik di wilayah yang termaksud. Hanya aksi demonstrasi damai yang masih diperbolehkan.

Kota Bangkok nyaris lumpuh di tengah aksi puluhan ribu demonstran anti pemerintah, kemarin. Tak hanya itu, mereka juga menduduki Kantor Kementerian Keuangan Thailand dan Kementerian Luar Negeri, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Sekitar 30 ribu demonstran bergerak secara simultan menyasar kantor pemerintah, pangkalan militer dan saluran televisi pemerintah.

Aksi demo anti pemerintah yang dimulai sejak bulan lalu, dipicu oleh rancangan undang-undang amnesti yang diajukan pemerintah. RUU tersebut memungkinkan Kakak Yingluck, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand tanpa terancam hukuman penjara lantaran kasus korupsi tahun 2008.

Meski RUU itu kemudian gagal disahkan, setidaknya untuk saat ini, aksi protes terus meningkat, dengan isu yang kian melebar hingga ke wacana pemakzulan Yingluck yang dianggap banyak orang sebagai kepanjangan tangan Thaksin. Sang kakak yang kini tinggal di Dubai, dianggap banyak mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Yingluck yang menghadapi debat mosi ketidakpercayaan hari ini menegaskan dirinya tidak akan mundur. “Saya tidak berniat untuk mundur atau membubarkan Parlemen,” katanya kepada wartawan.

“Kabinet masih bisa berfungsi meski kami menghadapi beberapa kesulitan. Seluruh pihak telah menunjukkan tujuan politik mereka, kini mereka harus saling berhadapan dan berbicara untuk menemukan solusi secara damai bagi negeri ini,” tambahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demonstran bergerak menuju 12 gedung pemerintah, termasuk Markas Besar Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, dan mendesak pegawai negeri untuk bergabung. Demonstran juga  minta dukungan militer.

“Kami memprotes secara damai, meniup peluit dan menyerahkan bunga,” kata Suthep Thaugsuban, mantan deputi Perdana Menteri Thailand di bawah pemerintahan Partai Demokrat. Dia kini pemimpin kampanye anti pemerintah.

Kepala Dewan Keamanan Nasional Thailand, Paradorn Pattanathabutr mengatakan sebanyak 180 ribu orang turun ke jalan pada hari Minggu, sementara polisi memperkirakan jumlah massa sebanyak 100 ribu orang. Aksi tersebut merupakan yang terbesar sejak 2010, yaitu ketika Thailand diguncang aksi demo politik paling berdarah yang menewaskan lebih dari 90 warga sipil.

Aksi protes tersebut mengingatkan orang pada hiruk pikuk demo “Kaus Kuning” anti-Thaksin tahun 2008 dimana sempat mengakibatkan Bandara Bangkok tutup.

Sementara itu, di bagian lain Bangkok, sekitar 50 ribu pendukung Thaksin dan Yingluck “Kaus Merah” berkumpul, berjarak sekitar 15 kilometer. Mereka mengancam untuk bertindak jika militer melakukan kudeta.

REUTERS | THE NATION |  NATALIA SANTI

Baca juga:
Inilah Negara Eksportir Sapi Selain Australia

Angkasa Pura Siapkan Rp 6,8 M untuk Bandara Halim

Tommy Soeharto Bantah Terima Suap dari Rolls-Royce

Tanpa Australia, Proyek Infrastruktur Tetap Jalan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.