Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dokter Demo, Pasien Risiko Tinggi Tetap Dilayani

image-gnews
Sejumlah dokter membawa poster saat melakukan aksi solidaritas di depan Rumah Sakit Umum provinsi NTB di  Mataram (27/11). Sebanyak 117 dokter umum dan spesialis yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) NTB melakukan aksi mogok bekerja sebagai bentuk soldaritas menolak kriminalisasi dokter. ANTARA/ Ahmad Subaidi
Sejumlah dokter membawa poster saat melakukan aksi solidaritas di depan Rumah Sakit Umum provinsi NTB di Mataram (27/11). Sebanyak 117 dokter umum dan spesialis yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) NTB melakukan aksi mogok bekerja sebagai bentuk soldaritas menolak kriminalisasi dokter. ANTARA/ Ahmad Subaidi
Iklan

TEMPO.CO, Mojokerto - Rumah Sakit Umum Daerah dr Soekandar, Mojosari, Kabupaten Mojokerto, ternyata tetap melayani pasien ibu hamil meski para dokter kandungan di sana mogok praktek. “Ada dua ibu hamil yang tetap kami layani, pertama karena menderita hipertensi dan kedua prematur,” kata Ketua Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Komisariat Kota dan Kabupaten Mojokerto M.N. Akbar usai demonstrasi, Rabu, 27 November 2013.

Sesuai janji mereka, meski mogok kerja sehari, para dokter spesialis kandungan atau obstetri dan ginekologi tetap melakukan penanganan pasien emergency. “Tadi Anda lihat sendiri, yang emergency tetap ditangani,” kata Akbar.

Kedua pasien itu berasal dari Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Mereka dirawat intensif di gedung Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif RSUD. Mereka adalah Dwi Nurul, 22 tahun, yang menderita hipertensi dalam kehamilan dengan usia kandungan 38 minggu, dan Vita Rusmalasari, 20 tahun, dengan usia kandungan 34 minggu dan termasuk prematur.

Akbar mengatakan, pasien yang kemungkinan bayinya lahir prematur diupayakan ditahan proses melahirkannya. Sedangkan pasein hipertensi akan dilihat lagi kondisi bayinya. “Jika semakin memburuk, terpaksa kami lakukan operasi caesar.”

Suami Dwi Nurul, Adi Susanto, mengaku tetap dilayani meski ada aksi mogok para dokter spesialis kandungan. “Tadi pagi, istri saya terasa mual dan pusing, lalu saya bawa ke sini dan tetap dilayani,” kata warga Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal yang sama dikatakan kakak Vita, Sofi, yang mengantar ke rumah sakit. “Gejalanya mual dan bayinya masih prematur. Sekarang masih dirawat,” ujarnya.

Dalam aksi orasi di halaman RSUD dr Soekandar, Mojosari, tak hanya dokter spesialis kandungan, para dokter spesialis lain, manajamen rumah sakit pemerintah dan swasta, serta pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Mojokerto juga ikut orasi dan membentangkan spanduk.

Aksi ini sebagai solidaritas atas dipidananya sejumlah dokter di Menado dalam kasus malpraktek ibu melahirkan, setelah kasasi Mahkamah Agung menyatakan tim dokter yang menangani pasien meninggal itu bersalah.

ISHOMUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

2 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

32 hari lalu

Ketua Klaster Medical Technology sekaligus Ketua Big Data Center IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prasandhya Astagiri Yusuf. (Dok. Humas UI)
Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

37 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

47 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.


IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

47 hari lalu

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi saat mengikuti rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 April 2022. Rapat tersebut membahas pemecetan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI dan membahas penjelasan tentang tugas pokok dan fungsi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai organisasi profesi kedokteran di Indonesia. TEMPO/M Taufan Rengganis
IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba


Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

49 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.


Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

55 hari lalu

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis


Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

59 hari lalu

Dua pelaku pembajakan paket Shopee Express, Rembulan Fayza Putriku alias Anggi (kiri) dan Rajiv Gandhi (kanan), menghadiri sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.


Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Marie Thomas menyelesaikan pendidikan di STOVIA pada 1922 dan langsung bekerja sebagai dokter di rumah sakit terbesar di Batavia kala itu, Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting yang sekarang menjadi RS Cipto Mangunkusumo. Spesialisasi yang diambilnya adalah bidang ginekologi dan kebidanan. Javapost.nl
Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran