TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengakui kasus suap yang menimpa seniornya, Luthfi Hasan Ishaaq, berpengaruh pada elektabilitas partainya. Anis pun berjanji bakal bekerja keras membangun kembali kepercayaan publik terhadap partai bulan sabit kembar tersebut. “Kami menganggap kasus tersebut peringatan sekaligus pemicu agar bekerja lebih keras,” ujar Anis seusai seminar di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis, 28 November 2013.
Ironisnya, Anis mengatakan tidak ada resep istimewa yang bakal digunakan untuk membangun kembali citra partainya. Ia hanya rajin blusukan ke daerah bertemu dengan masyarakat serta kader PKS. ”Hanya silaturahim karena politik itu ada hubungannya dengan hati,” ujar dia.
Luthfi adalah mantan presiden PKS yang terjerat kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi. Luhtfi kini mendekam di penjara Komisi Pemberantasan Korupsi dan dituntut jaksa KPK dengan pidana penjara selama 18 tahun. Sejumlah lembaga survei memprediksi kasus Luthfi akan mempersulit PKS dalam Pemilu 2014. Suara partai islam itu diprediksi anjlok dan tidak mampu mengusung presiden.
Anis mengatakan tak terlalu mempedulikan survei meskipun membenarkan pengaruhnya. Ia menyatakan pemilihan internal calon presiden di partainya juga bukan semata-mata untuk mencari figur yang bisa mengangkat elektabilitas, "Tetapi bagaimana solidaritas dan sistem demokrasi internal itu terbangun," tuturnya.
Ia juga tak menganggap terlalu serius namanya ikut dicalonkan dalam perhelatan yang disebut Pemilihan Raya PKS itu. "Ini geliat kader ingin menentukan siapa pemimpinnya. Saya sendiri biasa saja," katanya.
TRI SUHARMAN