TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengatakan Indonesia dan Nippon Asahan Alumunium (NAA) telah mencapai kesepakatan mengenai nilai buku akuisisi PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebesar US$ 556,7 juta. "Kesepakatan harga sudah tercapai secara resmi. Hal-hal lain akan diumumkan nanti," katanya di Jakarta, Kamis, 28 November 2013.
Menurut dia, setelah angka kesepakatan tercapai, Indonesia dan NAA akan menentukan waktu penandatanganan pengakhiran kerja sama (termination agreement). Hidayat mengusulkan penandatanganan termination agreement dilakukan pada 9 atau 10 Desember mendatang di Jakarta.
"Angkanya US$ 556,7 juta, sudah disepakati kedua belah pihak. Tidak kurang dan tidak lebih. Pengumuman resmi akan dilakukan setelah kami merapatkan hal tersebut dengan lengkap," katanya.
Setelah menandatangani termination agreement, akan dilakukan post-audit untuk mengetahui nilai aset Inalum dari Maret hingga Oktober. Post-audit dilakukan oleh auditor independen yang dipilih oleh kedua pihak. Jika hasil post-audit memiliki selisih di bawah atau sama dengan US$ 20 juta dari nilai buku, maka kelebihan tersebut akan dibayarkan oleh pemerintah Indonesia. Tapi, jika selisih hasil post-audit lebih dari US$ 20 juta, maka kelebihan tersebut akan diselesaikan melalui pengadilan arbitrase. Tapi nilai buku sebesar US$556,7 juta tidak akan terpengaruh karena akan langsung dibayarkan saat penandatanganan pengakhiran kerja sama.
Angka US$ 556,7 juta merupakan angka yang diajukan tim perunding pemerintah dalam pertemuan di Singapura dua pekan lalu. Audit tahunan Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) terakhir atas Inalum hingga Maret 2013 mencapai US$ 558 juta. Dari hasil audit tersebut, nilai buku yang disepakati untuk diajukan pada Jepang adalah US$ 556,7 juta. Dalam perundingan di Jepang yang dimulai Senin lalu, akhirnya Jepang menyepakati nilai tersebut.
Berdasarkan perjanjian Indonesia dan Jepang pada 7 Juli 1975, kepemilikan NAA atas Inalum mencapai 58,88 persen sementara 41,12 persen dikuasai Indonesia. Sesuai perjanjian, kontrak kerja sama pengelolaan Inalum berakhir 31 Oktober 2013. Nilai investasi Inalum mencapai US$ 2 miliar.