TEMPO.CO, Damaskus – Sedikitnya 30 wartawan hilang dan diyakini telah diculik di Suriah, kata Komisi Perlindungan Jurnalis. Dengan demikian, sudah 52 wartawan dilaporkan tewas sejak dimulainya konflik Suriah pada Maret 2011 lalu. Dari jumlah itu, 24 orang wartawan yang diculik telah dibebaskan.
Penculikan terhadap wartawan tidaklah berujung pada permintaan uang tebusan. Alih-alih meminta uang tebusan, para penculik yang diduga kuat merupakan kelompok ekstremis itu justru memanfaatkan password online dan menggunakan kartu kredit milik wartawan.
Kejadian ini terjadi pada Matthew Schrier, seorang fotografer paruh waktu Amerika yang diculik di Suriah pada Desember lalu. Ia menuturkan kepada Reuters, para penculik menggunakan kartu kreditnya untuk membeli suku cadang Mercedes Benz, kacamata Ray Ban, komputer tablet, dan komputer jinjing.
Uniknya, para penculik mengirimkan pesan e-mail palsu kepada keluarga wartawan berusia 35 tahun ini. Mereka menuliskan bahwa Schrier aman dan masih bekerja di Suriah. Namun, ibunda Schrier menyadari bahwa itu bukanlah gaya bahasa anaknya. Begitu banyak kesalahan ejaan dan tata bahasa. Untungnya, Schrier dibebaskan kemudian.
Penculikan wartawan di negara-negara penuh konflik umumnya tidak dipublikasikan. Hal ini bertujuan agar para sandera bisa segera dibebaskan. Tidak hanya itu, tidak adanya publisitas juga bisa menekan harapan penculik untuk meminta tebusan.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Berita Terpopuler
Dokter Ayu Menyesal Jadi Dokter
Mobil Kapolri Bakal Turun Kelas Menjadi Kijang
Tiga Keluhan Nur Mahmudi kepada Jokowi
Prabowo Akan Temui Megawati
Tak Mogok, Dokter di RS Fatmawati Kenakan Baju Hitam